LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN
ENTOMOLOGI
Keanekaragaman Serangga, Cara Mengoleksi dan Mengidentifikasi
Serangga

Oleh
Kelompok 4:
Marselli Ardiansyah
Tiara
Ulfi Afra Syuhadda
Vicky Cahyanti
Vrazenevia Sinensis
Wella Aulia
Witra Desepa
Zulfikar Aulia
Dosen Pembimbing : 1.
AIDIL ONASIS SKM, M.KES
2. Dr. WIJAYANTONO SKM,
M.KES
3.
LINDAWATI SKM, M.KES
Instruktur : HANDRI MAIKA SAPUTRA S.ST
POLTEKKES
KEMENKES RI PADANG
KESEHATAN
LINGKUNGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Koleksi ( mengumpulkan) hewan adalah kegiatan menangkap,
mengawetkan, dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan
sebagai voucher atau contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat
berguna sebagai patokan identifikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan.
Oleh karena itu, tata cara koleksi yang benar harus diperhatikan, agar spesimen
yang dikoleksi bernilai keilmuan tinggi.
Keterampilan
pengawetan hewan sangat diperlukan terutama dalam melakukan koleksi serangga, serangga yang diawetkan sangat berguna untuk memenuhi
kebutuhan pada masa yang akan datang, dalam membantu perkembangan ilmu
pengetahuan. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering
diperlukan sebagai kegiatan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya
awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga
dan koleksi. Hal ini akan memudahkan dalam mempelajari berbagai jenis serangga,
termasuk yang jarang ditemui sekalipun.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui keanekaragaman serangga,
cara mengkoleksi
dan mengidentifikasi serangga.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.
Diketahuinya
alat dan bahan dalam penangkapan serangga
2.
Diketahuinya
alat dan bahan dalam identifikasi serangga
3.
Diketahuinya
tata cara koleksi dan pengawetan berbagai jenis serangga
4.
Diketahuinya
cara identifikasi serangga
5.
Diketahuinya
bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga yang didapat.
1.3.
Manfaat
Manfaat setelah melakukan pratikum ini yaitu:
1.
Kita dapat mengetahui tata cara koleksi, identifikasi dan pengawetan
serangga
2.
Kita dapat mengetahui bionomik,
taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga yang didapat.
1.4.
Ruang
Lingkup
1.
Cara
mengoleksi serangga
2.
Cara
mengidentifikasi serangga
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Definisi
Secara terbatas, Entomologi adalah ilmu
yang mempelajari serangga. Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk
mencakup ilmu yang mempelajari artropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan
kerabatnya (Millepoda dan Centipoda).
Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin
yaitu entomon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu
pengetahuan. Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan
dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda.
Laboratorium
berasal dari kata latin laborare yang
berarti bekerja. Kemudian kata itu berkembang pada tahun 1605, yang artinya
menjadi suatu tempat yang disiapkan untuk tujuan percobaan dan pengkajian, atau
pengembangan ilmu, atau untuk tujuan pengujian atau penyidikan (analisis).
Secara luas, sekarang laboratorium adalah tempat bekerja melakukan percobaan,
pengamatan, dan penelitian (Pramono Eko, 2011).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal
dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna (Walton, 1998).
Di laboratorium, kita mengadakan identifikasi tentang
arthropoda yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam mengidentifikasi serangga
tersebut, kita harus menyelidiki dengan benar anatomi dan fisiologi serangga.
Selain itu kita juga harus mengetahui bagaimana morfologi serangga dan
bagaimana ia hidup. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa meneliti dan
menyimpulkan serangga yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena
itu,diperlukan adanya identifikasi terhadap apa yang berhubungan dengan
serangga tersebut mulai dari struktur tubuhnya sampai kepada daur hidup
serangga.
Arthropoda
adallah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga,
laba-laba,udang,lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda biasa ditemukan di
laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk
simbiosis dan parasit. Kata arthropoda berasal dari bahasa yunani, arthron:
ruas,buku,atau segmen, dan pous (Podos) : kaki, yang jika disatukan berarti
kaki berbuku-buku. Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu:
tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang
jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan Artropoda), simetri
bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir dan diperbaharui
sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan anus,
sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah
struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di
daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom
tereduksi.
2.2.Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan
menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini akan
diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Chilopoda, Diplopoda,
Crustacea, Entromostaca, Malacostraca, dan
Insecta.
2.2.1. Arachnoidea
Arachnoidea (dalam bahasa
yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun
anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea
yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang
panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan
terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang
hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu
Scorpionida, Arachnida, dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat
beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking
(Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak
bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh
hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan
(Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah
caplak atau tungau (Acarina sp.).
2.2.2. Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa
yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya
yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat
pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian
tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang
seperti cacing. Pada caput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula
(rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli
(mata tunggal). Tubuhnya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan
pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut
spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan Tubula Malpighi.Myriapoda
bersifat dioseus dan melakukan reproduksi seksual secara internal.Myriapoda
dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
2.2.3. Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal
sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada
kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki
dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat
musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh
hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.)
2.2.4. Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.)
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.)
2.2.5.Crustacea
Crustacea (dalam bahasa
latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang,
lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea
merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan
menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan
Malacostraca.
2.2.6. Entomostraca
Entomostraca adalah
crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di
perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia,
Cypris virens, dan Cyclops sp.
2.2.7. Malacostraca
Malacostraca adalah
crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca.
Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting.
2.2.8. Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).anggota
insectayang sering di jumpai, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut,
capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri
khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga
disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di
berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan
ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada
yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.Tubuh Insecta dibedakan menjadi
tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput
memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk
(mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut
palpus. Insect uang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga bagian abdomen
insect tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel yaitu
lubang pernapasan yang menuju tabung trakea merupakan alat pernpasan pada
insecta.
2.3.Fisiologi Serangga
2.3.1. Kumbang Kulit
1).
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan kumbang sangat dipengaruhi oleh tanaman yang menjadi
sumber makanan mereka. Pada umumnya proses pencernaan dilakukan oleh midgut
depan (anterior) dengan bantuan enzim midgut. Saluran pencernaan pada dasarnya
terdiri atas faring yang pendek dan sempit, tetapi dapat melebar, dan ampela yang kurang berkembang. Setelah itu adalah midgut,
yang spesiesnya bervariasi dalam ukuran, dengan sejumlah besar sekum, dengan hindgut yang panjangnya bervariasi. Biasanya,
terjadi empat hingga enam kali tubulus Malpighi.
2). Sistem saraf
Sistem saraf pada kumbang bervariasi di antara spesies-spesies
yang berbeda, dari tiga ganglia dada dan tujuh atau delapan ganglia abdomen
yang dapat dibedakan dari ujung penyatuan semua ganglia untuk membentuk
struktur komposit.
3).
Sistem pernafasan
Seperti serangga
umumnya, kumbang menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida melalui trakea. Udara memasuki tubuh melalui spirakel, dan bersirkulasi di dalam haemocoel pada sistem
trakea dan tracheoles, melalui dinding tempat gas-gas yang terkait dapat
berdifusi dengan tepat. Kumbang-kumbang penyelam, seperti Dytiscidae, membawa gelembung udara ketika menyelam. Gelembung
tersebut ditampung di bawah elytra atau ditempel pada tubuh oleh bulu-bulu hidrofobik khusus. Gelembung tersebut menutupi sedikitnya
beberapa spirakel, sehingga memungkinkan oksigen masuk ke trakea.
4). Sistem peredaran darah
Seperti serangga-serangga lainnya, kumbang memiliki sistem peredaran darah terbuka, lebih didasarkan pada hemolimfa daripada darah. Pembuluh bersegmen, seperti hati,
menempel pada dinding dorsal hemocoel. Pembuluh ini memiliki lubang-lubang
kecil yang disebut ostia dan mensirkulasikan hemolimfa dari rongga utama
hemocoel keluar menuju rongga anterior di kepala.
2.3.2.
Tawon
1).
Sistem pencernaan
Sistem
pencernaan makanan pada tawon terdiri
dari: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus besar,
colon dan rectum.
2). Sistem
reproduksi
Organ
reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada tawon jantan dan ratu. Seekor tawon
ratu dewasa yang
produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel telur per hari. Karena
itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga perut. Di dalam tubuh tawon
ratu terdapat juga
spermateka yang berfungsi menyimpan sperma pada waktu tawon ratu kawin. Sel telur yang
dibuahi akan menetas menjadi lebah ratu atau pekerja, tergantung feeding system
dan telur yang tidak dibuahi akan menetas menjadi tawon jantan. Ratu tawon dapat menyimpan sperma hidup di
dalam spermateka selama beberapa tahun, tiga tahun atau, dan menelurkan telur
menurut keinginannya.
3).
Sistem penginderaan
Sistem
penginderaan pada tawon meliputi
indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba.Indera penglihat pada tawon
adalah mata majemuk
yang berfungsimendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya
belum diketahui secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas
cahaya. Indera penciumterdapat pada antenatawon . Fungsinya untuk mengenali dan
mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Indera peraba adalah yang paling berkambang pada lebah madu. Tugas terbanyak tawon
pekerja didasarkan
atas tuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat
setiap obyek yang disentuhnya.
2.3.3. Belalang
Pedang
1). Sistem pencernaan
Saluran pencernaan pada dasarnya
meliputi usus depan, usus tengah,dan usus belakang. Usus depan terdiri atas
faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang
di setiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus yang membesar
membentuk tembolok dan terletak di daerah mesotorak dan metatorak. Organ
selanjutnya adalah proventrikulus yang berperan sebagai penggiling. Usus tengah
meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen. Pada
permukaan lambung terdapat 16 kaning berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang
berperan menghasilkan enzim-enzim pancernaan, dan hasil sekresi ini akan
diberikan ke lambung. Sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar
dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum, dan anus sebagai muara akhir
saluran pencernaan. Pada ujung, anterior usus besar terdapat tubulus malphigi.
2).
Sistem reproduksi
Belalang betina dapat dengan
mudah dibedakan dari belalang jantan karena adanya ovipositor.hewan betina
memiliki 2 ovari yang masing-masing terdiri atas sejumlah filament yang disebut
tubulus ovari.Setiap filament ovari mengandung oogonia,dan oocyt yang tersusun
dalam seri linier.Selain itu juga berisi nurse cells dan sel-sel jaringan
lainnya.Ke arah posterior filamen ovari makin membesar sehingga tampak tubulus
itu makin melebar ke arah posterior.Pada setiap ovari ujung posterior semua
filament menempel pada oviduk yang merupakan saluran pelepas telur.Kedua oviduk
kemudian bergabung membentuk vagina,selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang
terletak diantara lempeng-lempeng ovipositor.Seminal receptacle atau
spermatheca membuka ke arah vagina.Fungsi organ tersebut adalah menerima
spermatozoa selama kopulasi,dan spermatozoa tersebut akan dilepaskan kembali
saat membuahi sel telur.Pada hewan jantan memiliki 2 testes, tempat spermatozoa
berkembang. Selanjutnya spermatozoa akan dilepas ke dalam vas deferens. Kedua
vas deferens bergabung membentuk duktus ejakulatori yang membuka permukaan
dorsal dari lempengan subgenital. Diujung anterior duktus ejakulatori terdapat
kelenjar asesori yang fungsinya menghasilkan cairan. Cairan itu berfungsi
membantu dalam proses memindahkan spermatozoa ke hewan betina.
3).
Sistem pernafasan
Sistem respirasi terdiri atas
susunan pipa udara atau trachea yang bercabang-cabang membentuk anyaman yang
membawa udara keseluruh bagian tubuh. Trachea terdiri atas selapis sel yang
berkhitin. Batang pokok trakea membentuk penebalan seprupa spriral untuk
mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh
hewan. Batang pokok trachea tersebut berhubungan dengan lingkungan luar melalui
aperture yang berpasangan yaitu spirakel atau stigma yang tersusun segmental.
Dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah torax (protorax dan
metatorax) dan satu pasang pada masing-masing segmen dari delapan segmen, mulai
dari segmen pertama abdomen.Pada belalang 4 pasang spirakel pertama membuka
saat inspirsi dan menutup saat ekspirasi. Sedangkan 6 pasang spirakel lainnya
tertutup saat inspirasi dan membuka saat ekspirasi.
4). Sistem syaraf
Otak terletak di daerah kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang
ganglion yang berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur mata,
antena, dan labrum. Otak berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal
connective. Ganglion subesofageal terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari
rangkaian saraf ventral yang berfusi bersama dan berfungsi mengatur
bagian-bagian mulut. Selanjutnya ke arah posterior berhubungan dengan sepasang
ganglion besar di setiap segmen thorax. Ganglion yang terdapat di dalam
segmen metathorax merupakan ganglion terbesar, dan sebenarnya merupakan
gabungan dari ganglion segmen metathorak dengan ganglion segmen pertama
abdomen. Di dalam abdomen terdapat 5 pasang ganglion. Pasangan ganglion pada
segmen kedua abdomen sebenarnya merupakan gabungan dari pasangan ganglion dari
segmen kedua dan ketiga abdomen. Sedangkan pasangan ganglion pada segmen
ketujuh merupakan gabungan dari ganglion segmen ketujuh sampai ke 11 abdomen.
2.3.4. Lobster Air Tawar
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan lobster air tawar terdiri dari mulut,
kerongkonggan, lambung, usus, dan anus. Cara makan lobster air tawar dilakukan
sedikit demi sedikit. Antena panjang akan mendeteksi keberadaan pakan di sekitar
libster air tawar. Jika pakan menarik untuk di makan, capit akan menangkapnya
dan menyerahkan pada kaki jalan pertama sebagai tangan pemegang pakan yang akan
di konsumsi. Pakan yang masuk ke dalam mulut akan di hancurkan secara mekanik
oleh gigi halus yang terletak di permukaan mulut. Pakan kemudianmasuk ke dalam
lambung. Di dalam lambng, pakan di cerna secara kimiawi. Enzim-enzim
pencernaaan disekresikan untuk memecah pakan menjadi betuk yang lebih
sederhana. Enzim di hasilkan oleh beberapa organ, misalnya hati. Di dalam usus,
terjadi penyerapan zat-zat pakan secara besar-besar sehingga bisa di manfaatkan
oleh tubuh. Sisa pencernaan akan di sekresikan melaui anus.
2). Sistem reproduksi
Didalam kerapas, terdapat sistem reproduksi jantan maupun betina. Sistem
reproduksi betina yang nampak dari luar hanya pada kaki ke tia dari belakang
atau kaki ke dua dari depan di luar capit. Sementara pada jantan berada pada
kaki paling belakang.setelah betina matang gonad, antara jantan dan betina akan
melakukan perkawinan, kontong sperma jantan akan terisi kembalidalam waktu 24
jam. Setelah kawin dan siap untuk kawin kembali. Betina akan bertelur setelah
di buahi oleh jantan. Telur di letakkan di dada (brood chamber). Pada saat
pembuahan, terlihat gumpalan sepertikapas di antara kaki belakang betina yang
kemudian verubah menjadi telur. Telur di lindungi oleh induk betina dengan cara
menekukkan punggung dan ekornya. Cara melindungi/mengerami telur seprti ini
biasanya disebut dengan induk gendong telur. Di lapangan, sering dijumpai
betina bertelur tanpa dibuahi. Telur yang tidak dibuahi jantan tidak dapat
menetas menjadi anakkan berayak. Telur akan dierami selama 6-10 minggu,
tergantng suhu. Semakin dingin, waktu pengeraman semakin lama. Proses penetasan
di tandai dengan perubahan warna telur dari kuning pucat, orange, titik hitam
ada seperti serabut, terbentuk anakan lobster yang utuh bergerombol hinnga
turun dari gendongan induk secara bertahap selama kurang lebih 10 hari.
3). Sistem pernafasan
Lobster air tawar bernafas denganmenggunakan
insang. Meskipun demikian, pada beberapa jenis lobster air tawar dapat berada
lama di daratan, asalkan insangnya tetap berada dalam kondisi lembab. Insang
pada lobster air tawar dilengkapi dengan seragkaian kipas yang akan
menyirkulasikan air yang kaya akan oksigenmelalui insangnya untuk bernafas dan mengeluarkan
dalam bentuk carbondioksida. Insang terletak didalam kerapas dan melekat pada
pangkal kaki jalan dan capit.
4). Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada lobster air tawar
disebut dengan sistem peredaran darah terbuka. Dengan sistem ini, lobster air
tawar tidak memiliki arteri atau vena tekanankan darahnya. Darah yang
mengandung oksigen di pompa oleh jantung keseluruh tubuh. Darah tidak
mengandung hemoglobin melainkan hemosianin yangg daya ikatnya terdapat oksigen
rendah.
2.3.5. Ngengat
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari
sebuah saluran pencernaan yang menyerupai tabung yang bermula dari mulut dan
berakhir pada anus.
2). Sistem peredaran
darah
Sistem peredaran darah terbuka,
artinya darah tidak masuk dalam pembuluh darah melainkan darah, beredar bebas
ke seluruh tubuh.
3). Sistem
pernafasan
Merupakan sistem percabangan
hawa(trakea). Trakea biasanya memanjang sepanjang tubuh.
2.3.6. Kepinding Air
1). Sistem
Pernapasan
Serangga air umumnya mempunyai
gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Kepinding air
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan
ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea
ke sel-sel pernapasan.
2). Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanannya yaiu melalui
mulut-kerongkongan-lambung depan-lambung otot-lambung kelenjar-usus-anus.
Makanan dicerna melalui mekanis terjadi dilambung otot, dan secara kimiawi
terjadi di lambung kelenjar.
3). Sistem
Peredaran Darah
Tipe sistem peredaran darahnya
adalah sistem peredaran darah terbuka, tidak mempunyai pembuluh balik. Darah
tidak mengandung hemoglobin(hb), sehingga tidak megangkut oksigen atau
kabondioksida tatapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
4). Sistem Saraf
Sistem sarafnya disebut sistem
tangga tali, pada kepinding air (hemiptera) terdapat alat pembuat suara dan
alat pendengar.
5).Sistem
Ekskresi
Pembuangan zat-zat sisanya yaitu
melalui pembuluh Malpighi.
6). Sistem
Reproduksi
Sistem reproduksinya
adalah alat kelamin betina dan jantan terpisah, pembuahannya secara internal,
maksudya yaitu pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh
induk betina.
2.3.7. Tawon
1). Sistem pencernaan
Sistem
pencernaan makanan pada tawon terdiri
dari: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus besar,
colon dan rectum.
2). Sistem reproduksi
Organ
reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada tawon jantan dan ratu. Seekor lebah
ratu dewasa yang produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel telur
per hari. Karena itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga perut. Di
dalam tubuh tawon ratu terdapat juga spermateka yang berfungsi
menyimpan sperma pada waktu tawon ratu
kawin.Sel telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah ratu atau pekerja,
tergantung feeding system dan telur yang tidak dibuahi akan menetas menjadi
lebah jantan. Ratu lebah dapat menyimpan sperma hidup di dalam spermateka
selama beberapa tahun, tiga tahun atau, dan menelurkan telur menurut
keinginannya.
3). Sistem
penginderaan
Sistem
penginderaan pada tawon meliputi
indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Indera penglihat pada tawon
adalah mata majemuk
yang berfungsi mendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya
belum diketahui secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas
cahaya. Indera pencium terdapat pada antenatawon . Fungsinya untuk mengenali dan
mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Indera peraba adalah yang paling berkambang padatawon . Tugas terbanyak lebah pekerja
didasarkan atastuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan
akurat setiap obyek yang disentuhnya.
2.3.8. Capung Bermata Besar
1). Sistem reproduksi
Pada
system reproduksi capung yakni metamorphosis tidak sempurna. System reproduksi
jantan terdiri atas sepasang testis yang terletak di ujung belakang abdomen.
Setiap testis mengandung unit-unit fungsional dimana sperma dihasilkan. System
reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium. Setiap ovarium terbagi menjadi
unit-unit fungsional dimana telur dihasilkan (price. 1997).
Capung betina tidak akan kawin lagi
setelah pembuahan. Capung jantan jenis Calopteryx Virgo akan menggunakan kait
pada ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya. Betina akan
melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan akan menggunakan
sambungan khusus di ekornya. Capung akan membersihkan mani yang tertinggal dari
pejantan lain. Kemudian, dia akan memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin
betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala
terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di
kedangkalan danau atau kolam.
2). Sistem pernafasan
Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per-jam (40
kilometer/jam). Bahkan serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan
hingga 31 mil per-jam (50 kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan
manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan ini bila menggunakan pesawat
jet (price. 1997).
Pada
capung daya terbangnya memerlukan tingkat tenaga yang tinggi. Juga dibutuhkan
sejumlah besar oksigen untuk membakar energi tersebut. Kebutuhan oksigen dalam
jumlah besar ini dipenuhi oleh system pernapasan yang luar biasa yang terletak
di dalam tubuh capung dan serangga lain.
Terdapat
system luar biasa yang diciptakan didalam tubuh capung dan serangga lain agar
mereka mampu memenuhi kebutuhan akan pasokan oksigen yang tinggi: udara,
seperti didalam peredaran darah dikirim langsung ke setiap jaringan melalui
pembuluh-pembuluh khusus. Batang tenggorok di sekeliling dinding bantang
tersebut terdapat spiral penguat seperti yang terdapat pada pipa alat penyedot
debu. Setiap batang tenggorok mengirim oksigen kepada sel-sel tubuh serangga
dan membuang karbon dioksida.
2.3.9. Lebah
1). Sistem pencernaan
Sistem
pencernaan makanan pada lebah madu terdiri dari: mulut, esofagus, kantong madu,
proventriculus, ventriculus, usus besar, colon dan rectum.
2). Sistem
reproduksi
Organ
reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor
lebah ratu dewasa yang produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel
telur per hari. Karena itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga
perut. Di dalam tubuh lebah ratu terdapat juga spermateka yang berfungsi
menyimpan sperma pada waktu lebah ratu kawin. Sel telur yang dibuahi akan
menetas menjadi lebah ratu atau pekerja, tergantung feeding system dan telur
yang tidak dibuahi akan menetas menjadi lebah jantan. Ratu lebah dapat
menyimpan sperma hidup di dalam spermateka selama beberapa tahun, tiga tahun
atau, dan menelurkan telur menurut keinginannya.
3).
Sistem penginderaan Lebah
Sistem
penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera
peraba. Indera penglihat pada lebah adalah mata majemuk yang berfungsi
mendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya belum diketahui
secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas cahaya.
Indera pencium terdapat pada antena lebah. Fungsinya untuk mengenali dan mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Indera peraba adalah yang paling berkambang pada lebah madu. Tugas terbanyak lebah pekerja didasarkan atas tuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat setiap obyek yang disentuhnya.
Indera pencium terdapat pada antena lebah. Fungsinya untuk mengenali dan mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Indera peraba adalah yang paling berkambang pada lebah madu. Tugas terbanyak lebah pekerja didasarkan atas tuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat setiap obyek yang disentuhnya.
2.3.10. Kecoa
1). Sistem
pencernaan
Saluran pencernaan pada kecoa pada
dasarnya meliputu usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan
terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah
kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus, yang
membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesothorax dan metatorax.
Oragn selanjutnya adalah proventriculus yang berperan sebagai organ penggiling
. usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen.
Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca
yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan hasil sekresi ini akan
diberikan ke dalam lambung . usus tengah merupakan tempat dimana terjadinya
absorbs nutrisi. sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar
dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum dan anus sebagai muara akhir saluran
pencernaan. Pada ujung anterior usus besar terdapat tubulus malphigi.
2). Sistem reproduksi
Kecoadan hewanlainnyadapat
bertelur(tidak
subur) tanpa kawin. Sebuahkecoadan
kebanyakanorganisme lainharus mulai mematangkan telur(oosit)
dalam ovariummereka jauhsebelum kawin(berlaku pada manusia
juga). Telurberovulasipadajadwal
yangditentukanoleh apakah iatelah berkembangdalam ovariumke
titikketikasiapuntuk ovulasi.
3).
Sistem pernafasan
Kecoa bernafas melalui spirakel
yang terdapat di setiap bagian tubuh, dan darah mereka tidak membawa oksigen ke
jaringan tubuh sebagaimana pada manusia. Spirakel-spirakel mereka mengantarkan
udara ke tiap sel tubuh melalui trakea. Dan tidak sama layaknya manusia, otak
mereka tidak bertanggung jawab atas pengaturan pernafasan ke setiap organ
pernafasan atau spirakel tersebut.
2.3.11. Kepinding Air
1). Sistem
Pernapasan
Serangga air umumnya mempunyai
gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Kepinding air
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan
ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea
ke sel-sel pernapasan.
2). Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanannya yaiu melalui
mulut-kerongkongan-lambung depan-lambung otot-lambung kelenjar-usus-anus.
Makanan dicerna melalui mekanis terjadi dilambung otot, dan secara kimiawi
terjadi di lambung kelenjar.
3).
Sistem
Peredaran Darah
Tipe sistem
peredaran darahnya adalah sistem peredaran darah terbuka, tidak mempunyai
pembuluh balik. Darah tidak mengandung hemoglobin(hb), sehingga tidak megangkut
oksigen atau kabondioksida tatapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
4).
Sistem
Saraf
Sistem sarafnya
disebut sistem tangga tali, pada kepinding air (hemiptera) terdapat alat
pembuat suara dan alat pendengar.
5).Sistem Ekskresi
Pembuangan
zat-zat sisanya yaitu melalui pembuluh Malpighi.
6). Sistem Reproduksi
Sistem
reproduksinya adalah alat kelamin betina dan jantan terpisah, pembuahannya
secara internal, maksudya yaitu pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung
di dalam tubuh induk betina.
2.3.12. Capung
1). Sistem reproduksi
Pada
system reproduksi capung yakni metamorphosis tidak sempurna. System reproduksi
jantan terdiri atas sepasang testis yang terletak di ujung belakang abdomen.
Setiap testis mengandung unit-unit fungsional dimana sperma dihasilkan. System
reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium. Setiap ovarium terbagi menjadi
unit-unit fungsional dimana telur dihasilkan (price. 1997).
Capung betina tidak akan kawin lagi
setelah pembuahan. Capung jantan jenis Calopteryx Virgo akan menggunakan kait
pada ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya. Betina akan
melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan akan menggunakan
sambungan khusus di ekornya. Capung akan membersihkan mani yang tertinggal dari
pejantan lain. Kemudian, dia akan memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin
betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala
terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di
kedangkalan danau atau kolam.
2). Sistem pernafasan
Capung
dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per-jam (40 kilometer/jam). Bahkan
serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan hingga 31 mil per-jam (50
kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan manusia yang melakukan
perjalanan dengan kecepatan ini bila menggunakan pesawat jet (price. 1997).
Pada capung daya terbangnya
memerlukan tingkat tenaga yang tinggi. Juga dibutuhkan sejumlah besar oksigen
untuk membakar energi tersebut. Kebutuhan oksigen dalam jumlah besar ini
dipenuhi oleh system pernapasan yang luar biasa yang terletak di dalam tubuh
capung dan serangga lain.
Terdapat system luar biasa yang
diciptakan didalam tubuh capung dan serangga lain agar mereka mampu memenuhi
kebutuhan akan pasokan oksigen yang tinggi: udara, seperti didalam peredaran
darah dikirim langsung ke setiap jaringan melalui pembuluh-pembuluh khusus.
Batang tenggorok di sekeliling dinding bantang tersebut terdapat spiral penguat
seperti yang terdapat pada pipa alat penyedot debu. Setiap batang tenggorok
mengirim oksigen kepada sel-sel tubuh serangga dan membuang karbon dioksida.
2.3.13. Kumbang Kubah
1). Sistem pencernaan
Sistem
pencernaan kumbang sangat dipengaruhi oleh
tanaman yang menjadi sumber makanan mereka. Pada umumnya proses pencernaan
dilakukan oleh midgut depan (anterior) dengan bantuan enzim midgut. Saluran
pencernaan pada dasarnya terdiri atas faring yang pendek dan sempit, tetapi dapat melebar, dan ampela yang kurang berkembang. Setelah itu adalah midgut,
yang spesiesnya bervariasi dalam ukuran, dengan sejumlah besar sekum, dengan hindgut yang panjangnya bervariasi. Biasanya,
terjadi empat hingga enam kali tubulus Malpighi.
2). Sistem saraf
Sistem saraf pada kumbang bervariasi di antara spesies-spesies
yang berbeda, dari tiga ganglia dada dan tujuh atau delapan ganglia abdomen
yang dapat dibedakan dari ujung penyatuan semua ganglia untuk membentuk
struktur komposit.
3).
Sistem pernafasan
Seperti serangga
umumnya, kumbang menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida melalui trakea. Udara memasuki tubuh melalui spirakel, dan bersirkulasi di dalam haemocoel pada sistem trakea
dan tracheoles, melalui dinding tempat gas-gas yang terkait dapat
berdifusi dengan tepat. Kumbang-kumbang penyelam, seperti Dytiscidae, membawa gelembung udara ketika menyelam. Gelembung
tersebut ditampung di bawah elytra atau ditempel pada tubuh oleh bulu-bulu hidrofobik khusus. Gelembung tersebut menutupi sedikitnya
beberapa spirakel, sehingga memungkinkan oksigen masuk ke trakea.
4). Sistem peredaran darah
Seperti serangga-serangga
lainnya, kumbang memiliki sistem peredaran darah terbuka, lebih didasarkan pada hemolimfa daripada darah. Pembuluh bersegmen, seperti hati,
menempel pada dinding dorsal hemocoel. Pembuluh ini memiliki lubang-lubang
kecil yang disebut ostia dan mensirkulasikan hemolimfa dari rongga utama
hemocoel keluar menuju rongga anterior di kepala.
2.3.14. Lalat Rumah
1). Sistem pencernaan
proses perubahan
makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan
memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum
makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat
melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai
cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan
semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran
pencernaan.
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh
dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh
dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya, dari
posterior ke arah anterior.
3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer
seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh-
buluh Malphigi, yang timbul
sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.15. Semut
1). Sistem pencernaan
proses perubahan
makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan
memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum
makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat
melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai
cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan
semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran
pencernaan.
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh
dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh
dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya,
dari posterior ke arah anterior.
3).
Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer
seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh-
buluh Malphigi, yang timbul
sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.16. Kutu Api ( Bapak Pucung )
1). Sistem pencernaan
Proses perubahan makanan
secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi
makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan
ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui
saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara
mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua
makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran
pencernaan.
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh
dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh
dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya,
dari posterior ke arah anterior.
3).
Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer
seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh-
buluh Malphigi, yang timbul
sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.17. Ulat Grayak
1). Sistem pencernaan
proses perubahan
makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan
memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum
makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat
melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai
cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan
semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran
pencernaan.
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh
dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh
dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya,
dari posterior ke arah anterior.
3). Sistem
pernafasan
Sistem ekskresi
primer seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh-
buluh Malphigi, yang timbul
sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.18. Kupu – kupu
1). Sistem pencernaan
Proses perubahan makanan secara kimiawi
dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi makanan berbagai
bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi
biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui saluran pencernaan .
Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian-
bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua makanan dipengaruhi
sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran pencernaan.
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh
dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh
dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya,
dari posterior ke arah anterior.
3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer
seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh-
buluh Malphigi, yang timbul
sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.4.
Tata Hidup dan
Bionomik Seramgga
2.4.1. Kumbang Kulit
1). Tingkatan Siklus
Telur – larva – ulat - dewasa
2). Breeding Place
Di tanaman tepi danau /
perkebunan di area tepi danau
3). Feeding Place
Pemakan
berbagai hasil olahan hewan dan ikan kering. Menjadi kepompong pada material
padat, misal, kayu.
4). Resting Place
Tanaman yang memiliki ranting,
menyerupai warna kuning
2.4.2. Tawon
1).
Tingkatan Siklus
Telur
– larva – pupa – imago
2).
Breeding Place
Tawon membanggun
sarang dan cenderung melingkar dari
sekresi serbuk kayu(kertas) dan mencampurnya dengan saliva mereka.menaruh
telurnya di tubuh hewan lainnya
3). Feeding Place
Makanannya serbuk sari
yang adaa pada bunga-bunga.
4). Resting Place
Tawon
beristirahat di pohon kayu dan pada atap rumah.
2.4.3. Belalang Pedang
1). Tingkatan Siklus
Belalang
mempunyai metamorfosis yang tidak sempurna terdiri atas
Telur - larva (
nimfa ) – imago ( dewasa )
2). Breeding Place
Umumnya belalang banyak di jumpai hidup bergerombol pada tanaman talas,
padi, rerumputan, dan semak – semak
3). Feeding Place
Serangga itu biasanya makan rerumputan atau daun – daun pada tumbuhan
kecil.
4). Resting Place
Belalang sangat suka hidup
di rerumputan
2.4..4. Lobster air tawar
1). Tingkatan
Siklus
Perkawinan - pengeraman 6-10 minggu – penetasan –
pertumbuhan tinggi pada 3 bulan pertama – burayak 5 samapai 159 - 6 samapai 12 bulan dengan simple food
(omnivora) – dewasa.
2). Breeding
Place
Banayak
dijumpai di rawa-rawa, sungai dan danau air tawar.
3). Feeding Place
Biasanya lobster air tawar makan cacing air,
zooplankton, lumut, dan tanaman air lainnya
4). Resting Place
Tempatperistirahatan lobster air tawar adalah di dalam
atau di bawah batu atau di sela-sela tanaman air.
2.4.5. Ngengat
1).
Tingkatan Siklus
Telur
– larva / ulat - pupa atau kepompong – imago (dewasa).
2).
Breeding Place
Tempat perindukan ngengat biaanya di dedaunan. Disana akan di letakkan
telur kemudian menetas dan menjadi ulat setelah itu menjadi kepompong dan
menggulung dan kemudian keluar sebagai imago.
3). Feeding Place
Ngengat
biasanya memkan nectar dan buah busuk.
4). Resting Place
Ngengat
akan istirahat di balik pohon-pohon.
2.4.6. Kepinding Air
1).
Tingkatan Siklus
Telur
– larva – imago
2). Breeding
Place
Meletakkan telur dalam batang tanaman yang teletak di permukaan air, berkembangbiak pada
jaring-jaring yang berada di atas air.
3). Feeding Place
Ia mencari makan di sekitar jaringan atau sarangnya
mengkonsumsi hampir semua tumbuhan seperti sayuran tumbuhan, biji-bjian, dan
serangga lain hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
4). Resting Place
Istirahat
dibagian tengah atau sarangnya.
2.4.7. Tawon
1).
Tingkatan Siklus
Telur –larva- pupa -imago
2).
Breeding Place
Tawon
membanggun sarang hexagonal dan cenderung melingkar dari sekresi serbuk
kayu(kertas) dan mencampurnya dengan saliva mereka.menaruh telurnya di tubuh
hewan lainnya
3). Feeding Place
Makanannya serbuk sari yang adaa pada
bunga-bunga.
4). Resting Place
Tawon beristirahat di pohon kayu dan pada
atap rumah.
2.4.8. Capunng bermata besar
1).
Tingkatan Siklus
Telur – larva – nimfa – imago (dewasa) - capung
2).
Breeding Place
Sebelum bertelur induk
capung akan mencari perairan yang bebas polusi dan di lengkapi tumbuhan air
untuk tempat berlindug anak anak nya.induk capung bertelur pada permukan
perairan
3). Feeding Place
Tumbuh-tumbuhan
dan dedaunan
4). Resting Place
Pada
ranting pohon di tepi danau
2.4.9 Lebah
1). Tingkatan Siklus
Telur – larva – pupa - lebah
2). Breeding Place
Telur diletakkan pada sarang
pepohonan
3). Feeding Place
Pada dedaunan ia mendapat makanan berupa buah dan nectar.
4). Resting Place
Pada bunga atau tumbuhan.
2.4.10. Kecoa
1).
Tingkatan Siklus
Telur
– nimfa – nimfa 2 – dewasa 1 – dewasa 2
2).
Breeding Place
Biasanaya kecoa banayak di temukan di genangan air atau aliran air yang
tenang.
3). Feeding Place
Biasanya
kecoa makan di tempat yang lembab.
4). Resting Place
Pada kayu lapuk, tempat tertutup dan di bawah
semen.
2.4.11. Kepinding air
1). Tingkatan Siklus
Telur
– larva – imago
2).
Breeding Place
Meletakkan telur dalam batang tanaman yang teletak di permukaan air, berkembangbiak pada
jaring-jaring yang berada di atas air.
3). Feeding Place
Ia mencari makan di sekitar jaringan atau sarangnya mengkonsumsi hamper
semua tumbuhan seperti sayuran tumbuhan, biji-bjian, dan serangga lain hingga
hewan-hewan kecil seperti ikan.
4). Resting Place
Ngengat
akan istirahat di balik pohon-pohon.
2.4.12. Capung
1).
Tingkatan Siklus
Telur
– nimpha – dewasa
2).
Breeding Place
Telur diletakkan di tumbuh – tumbuhan yang ada di air, setelah menetas
dalam kurun waktu 2-7 hari, telur akan menjadi larva yang hidup di dasar
perairan sampai vase nimpha. Pada fase dewasa capung akan hidup didaratan
seperti dedaunan.
3). Feeding Place
Tumbuh-tumbuhan
dan dedaunaN
4). Resting Place
Capung biasanya menyukai permukaan air dan dedaunan
untuk beristirahat.
2.4.13. Kumbang Kubah
1). Tingkatan
Siklus
Telur – larva – kepompong - dewasa
2). Breeding
Place
Perindukannya di tanaman yang memiliki
kuku-kuku.
3). Feeding Place
Memakan jenis-jenis kutu, seperti kutu daun.
4). Resting Place
Tempat
peristirahatannya di bawah kaki pohon atau di gulungan-gulungan dedaunan.
2.4.14. Lalat Rumah
1).
Tingkatan Siklus
Telur
– larva – pupa – dewasa
2).
Breeding Place
Dalam
kotoran, sisa makanan, pada piring yang belum di cuci
3). Feeding Place
Segala
macam makanan dan kotoran manusia
4). Resting Place
Ditempat
yang kotor
2.4.15. Semut
1). Tingkatan Siklus
Telur – larva – pupa - dewasa
2). Breeding Place
Tempat
perindukan semut banyak terdapat di dalam gulungan daun, dalam tanah dan tempat
lainnya yang memungkinnya ia untuk bereproduksi.
3).
Feeding Place
Ia mendapatkan makanan di
batang-batang kayu.
4).
Resting Place
Di pepohonan, tanah dan di gulungan
daun.
2.4.16. Kutu Api
1). Tingkatan Siklus
Telur
– nimfa - dewasa
2). Breeding Place
Retakan bambu yang saling berhimpit
inilah yang nampaknya disukai oleh serangga tersebut.
3). Feeding Place
Pemakan tumbuhan
4). Resting Place
Di
tumbuh - tumbuhan
2.4.17. Ulat Grayak
1).
Tingkatan Siklus
Telur – larva – pupa –
imago(dewasa)
2). Breeding Place
Meletakkan telurnya di
permukaan daun tanaman dengan jumlah 2000-3000 butiran.
3). Feeding Place
Memakan
dedaunan tanaman yang kering dan meranggas.
4). Resting Place
Istirahat di dedauanan
tanaman ranting-ranting tanaman, di gulungan daun tanaman muda.
2.4.18. Kupu-kupu
1).
Tingkatan Siklus
Telur – larva(ulat) – pupa
(kepompong) – imago (dewasa)
2).
Breeding Place
Temat
berkembangbiak kupu-kupu mulai dari
telur di letakkan di daun- daun sampai menjadi ulat yang dapat memakan daun.
Kemudian setelah beberapa lama ulat menjadi kepompong yang menggantung di daun
bagian bawah.
3). Feeding Place
Serbuk
sari dan nektar, tumbuh-tumbuhan, buah busuk.
4). Resting Place
Daun pepohonan, tempat-tempat yang
tidak terkena cahaya matahari.
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Waktu
dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakan pratikum ini yaitu :
Hari/Tanggal :
Jum’at, s/d minggu / 24 s/d 26 Oktober 2014
Tempat :
Jorong Kubu Kenagarian Sungai Batang Kabupaten Agam
3.1.1.
Alat dan Bahan
Alat :
·
Insec net
·
Aspirator
·
Senter
·
Toples
·
Gelas
plastik
·
Karet
gelang
·
Kain
kasa
·
Kapas
·
Pinset
·
Petridish
·
Lup/kaca
·
Mikroskop
·
Kertas
klep
·
Kertas
label
Bahan :
·
Serangga
·
Cloroform
·
Formalin
·
Kutex bening
3.2.
Cara Kerja
3.2.1. Cara Kerja
Koleksi Serangga Terbang
1.
Siapkan insect
net dan aspirator untuk
penangkapan serangga dan toples atau gelas plastik yang di tutup
dengan kain kasa untuk tempat serangga yang telah tertangkap, khusus pada malam
hari persiapkan senter.
2. Setelah
itu pergi ketempat yang diperkirakan banyak terdapat serangga, amati dan perhatikan apabila terdapat
serangga disekeliling kita.
3.
Selanjutnya apabila ditemukan
serangga, ambil insect net
atau aspirator, untuk penangkapan serangga pada malam hari dan gunakan senter
untuk penerangan.
4.
Jangan membuat banyak gerakan
karena dapat mengejutkan serangga yang akan ditangkap.
5.
Arahkan insect net atau aspirator ke serangga yang ingin ditangkap.
6.
Serangga yang sudah berhasil
ditangkap dimasukkan kedalam toples
atau ke dalam gelas plastik yang telah di tutup dengan kain kasa yang telah disediakan,
sebelum di koleksi lakukan identifikasi.
7.
Setelah
di identififkasi kemudian di beri cairan formalin untuk di awetkan.
8.
Setelah
itu di beri kutex bening untuk di tempelkan.
3.2.2.
Cara Kerja Koleksi Serangga Air
1.
Siapkan insect netuntuk penangkapan
serangga di air dan
persiapkan toples utau gelas plastik yang di tutup dengan kain kasa untuk
tempat serangga yang telah tertangkap, pada malam hari persiapkan senter.
2.
Amati dan perhatikan apabila terdapat serangga
disekeliling danau atau di
permukaan air.
3.
Selanjutnya apabila ditemukan
serangga, ambil insect net.
4.
Jangan membuat banyakgerakan karena
dapat mengejutkan serangga yang akan ditangkap.
5.
Arahkan insect netke serangga yang
ingin ditangkap.
6.
Serangga yang sudah berhasil
ditangkap dimasukkan kedalam toples
yang sudah di tutup atau ke dalam gelas
plastik yang
telah di tutup dengan
kain kasa yamg telah disediakan.
7.
Setelah
di identifikasi kemudian di beri cairan formalin untuk di awetkan
8.
Setelah
itu di beri kutex bening untuk di tempelkan.
3.2.3.
Cara Kerja Koleksi Serangga Darat
1. Siapkan insect net dan aspirator untuk penangkapan
serangga dan toples atau
gelas plastik yang di tutup dengan kain kasa untuk tempat serangga yang telah
tertangkap, khusus pada malam hari persiapkan senter.
2. Setelah
itu pergi ketempat yang diperkirakan banyak terdapat serangga, amati
dan perhatikan apabila terdapat serangga disekeliling kita.
3.
Selanjutnya apabila ditemukan
serangga, ambil insect net
atau aspirator,untuk penangkapan serangga pada malam hari gunakan senter untuk
penerangan.
4.
Jangan membuat banyak gerakan
karena dapat mengejutkan serangga yang akan ditangkap.
5.
Arahkan insect net atau aspirator ke serangga yang ingin ditangkap.
6.
Serangga yang sudah berhasil
ditangkap dimasukkan kedalam toples
yang sudah di tutup atau ke dalam gelas
plastik yang
telah di tutup dengan
kain kasa yang telah disediakan, sebelum di koleksi lakukan identifikasi.
7.
Setelah
di identifikasi kemudian di beri cairan formalin untuk di awetkan.
8.
Setelah
itu di beri kutex bening untuk di tempelkan.
3.2.4. Cara Kerja
Identifikasi
1.
Bunuh serangga yang terdapat
didalam toples atau
didalam gelas plastik dengan menggunakan cairan cloroform
2.
Ambil serangga dengan menggunakan
pinset, kemudian letakkan
ke dalam petri dish
3.
Ambil lup dan amati serangga
tersebut
4.
Catat hasil identifikasi.
3.3. Hasil Serangga
Yang Diperoleh Oleh Anggota Kelompok
|
NO
|
NAMA
KOLEKTOR
|
NAMA UMUM
|
SPESIES
|
ORDO
|
TEMPAT
|
JUMLAH
|
|
1.
|
MARSELIADRIANSYAH
|
Kumbang
Kulit
|
Cocconelida latreille
|
Celeoptera
|
Pohon
|
1
|
|
Tawon
|
Sincidae
|
Hymenoptera
|
Rerumputan
|
1
|
||
|
2.
|
TIARA
|
Belalang
Pedang
|
Acridium ornatum
|
Orthoptera
|
Tumbuhan
|
1
|
|
Lobster
Air Tawar
|
Cherax quadricarinatus
|
Decapoda
|
Air tawar
|
5
|
||
|
3.
|
ULFI
AFRA SYUHADDA
|
Ngengat
|
Hesperidae
|
Lepidoptera
|
Tepi
danau
|
1
|
|
Kepinding
Air
|
Nepidae
|
Hemiptera
|
Danau
|
1
|
||
|
4.
|
VICKY
CAHYATI
|
Tawon
|
Formicidae
|
Hymenoptera
|
Rerumputan
|
1
|
|
Capung
Bermata Besar
|
Calopterygidae
|
Odonata
|
Danau
|
1
|
||
|
5.
|
VRAZENEVIA
SINENSIS
|
Lebah
|
Vulgaris
|
Hymenoptera
|
Pepohonan
|
1
|
|
kecoa
|
Peripianeta sp.
|
Orthoptera
|
Di
pasar
|
5
|
||
|
6.
|
WELLA
AULIA
|
Kepinding
Air
|
Letthoverus sp.
|
Hemiptera
|
Danau
|
2
|
|
capung
|
Deperessa
|
Odonata
|
Pohon
bunga
|
1
|
||
|
7.
|
WITRA
DESEPA
|
Kumbang
kubah
|
Coccinela arquata
|
Coleoptera
|
Batang
kayu
|
5
|
|
Lalat Rumah
|
Musca
domestika
|
Dipteral
|
Di
vila
|
1
|
||
|
8.
|
YULIA
ANNISA
|
Semut
|
Formica
yessensis
|
Hymenoptera
|
Tananman
|
1
|
|
Kutu
Api (bapak pucung)
|
Dysdercus
cingulatus
|
Hemiptera
|
Rerumputan
|
2
|
||
|
9.
|
ZULFIKAR
AULIA
|
Ulat
Grayak
|
Heliothis
ormigera
|
Lepidoptera
|
Batang
Kayu
|
1
|
|
Kupu-kupu
|
Chiddes
|
Lepidoptera
|
Rerumputan
|
2
|
3.3.1 Kumbang Kulit
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Kumbang Kulit
|
Nama Umum
|
Kumbang Kulit
|
|
Kepala
|
Pada bagian kepala teerdapat mulut yang menghadap
kebawah
|
|
Thorax
|
Mempunyai 2 buah entena kecil, dan berstruktur polos
|
|
Abdomen
|
Beruas – ruas
|
|
Tempat hidup
|
Pada tumbuhan – tumbuhan
|
3.3.2. Tawon
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Tawon
|
Nama Umum
|
Tawon
|
|
Kepala
|
Terdapat matadan mulut yang menghadap ke bawah
|
|
Thorax
|
Mempunyai 2 buah antena, 2 pasang tangan dan
sepasang kaki
|
|
Abdomen
|
Beruas – beruas dan mempunyai 4 segmen
|
|
Tempat hidup
|
Tumbuhan, daun – daunan
|
3.3.3. Belalang Pedang
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Belalang Pedang
|
Nama Umum
|
Belalang Pedang
|
|
Kepala
|
Terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena,
mandibula, maxila, labrum dan oceli
|
|
Thorax
|
Terdapat sepasang sayap depan dan belakang, 2 pasang
kaki depan dan satu pasang kaki belakang
|
|
Abdomen
|
Terdapat timpanun untuk reproduksi dan terdapat
cercu, tubuh bersegmen terdiri atas 8 buah
|
|
Tempat hidup
|
Bunga- bunga dan rerumputan, tanaman kecil dan sawah
|
3.3.4. Lobster Air Tawar
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Lobster air
tawar
|
Nama Umum
|
Lobster air tawar
|
|
Kepala
|
Terdapat 2 pasang antenna, 1 pasang mandibula, 1
pasang mata majemuk, dan terdapat kerapas di bagian atas kepala.
|
|
Thorax
|
Terdapat maxililiped dan 4 pasang kaki jalan.
|
|
Abdomen
|
Abdomen
terdiri atas 6 ruas terdiri atas 5 pasang kaki renang dan pada ekor terdapat
telson dan uropoda.
|
|
Tempat hidup
|
Perairan air tawar.
|
3.3.5.
Ngengat
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Ngengat
|
Nama Umum
|
Ngengat
|
|
Kepala
|
Kepala selebar atau lebih lebar dari thorax terdapat
sepasang mata dan sepasang antenna.
|
|
Thorax
|
Terdapat 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap yang
menempel pada thorax yang di lapisi sisik.
|
|
Abdomen
|
Tubuh
bersegmen terdiri dari 6 segmen
|
|
Tempat hidup
|
Ditemukan pada tempat tertentu pada daun, dan
pohon-pohon.
|
3.3.6. Kepinding Air
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kepinding air
|
Nama Umum
|
Kepinding air
|
|
Kepala
|
Tipe mulut menusuk menghisap mulutnya seperti jarum,
terdapat sepasang antenna.
|
|
Thorax
|
Mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang sayap yang
menempel pada thorax.
|
|
Abdomen
|
Tubuh
bersegmen yang terdiri dari 9 segmen.
|
|
Tempat hidup
|
Biasanya ditemukan di air dan di darat.
|
3.3.7. Tawon
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Tawon
|
Nama Umum
|
Tawon
|
|
Kepala
|
Terdapat sepasang majemuk mata yang terdiri dari
kumpulan lensa yang lebih kecil, tawon
juga memiliki 4 buah oselus ( mata sederhana ) di puncak kepalanya.
|
|
Thorax
|
Tubuh
yang penting sebagai tempat melekatnya alat gerak atau organ penggerak yaitu
sayap dan kaki, 2 pasang sayap, sayap depan lebih lebar dari pada sayap
belakang. Tawon dapat terbang pada jarak yang sangat jauh, gerakan sayap di
bantu otot-otot dada sehingga sayap dapat bergerak ke atas kebawah. Polen di
kumpulkan oleh tawon dengan menggunakan rambut yang ada pada kakinya kemudian
di masukkan kedalam mulutnya.
|
|
Abdomen
|
Abdomen
terteletak dibagian belakang dan memiliki cangkang keras.
|
|
Tempat hidup
|
Di tumbuh – tumbuhan
|
3.3.8. Capung bermata
besar
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Capunng bermata besar
|
Nama Umum
|
Capung mata besar
|
|
Kepala
|
Terdapat 1 pasang mata besar yang di lengkapi dengan
mulu penghisap pengunyah dan bulu- bulu halus di sekitar bagian-bagian
kepala. Dan terdapat sepasang antenna kecil.
|
|
Thorax
|
Terdiri atas 2 pasang sayap, sayap yang di depan
lebih besar daripada sayap belakang.
|
|
Abdomen
|
Terdiri dari
6 samapai 8 segmen
|
|
Tempat hidup
|
Di tumbuhan dan di rawa-rawa
|
3.3.9. Lebah
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Lebah
|
Nama Umum
|
Lebah
|
|
Kepala
|
Terdapat sepasang mata majemuk, 3 buah osellus atau
mata sederhana di puncak kepala, sepasang rahang bawah, dan sepasang antena.
|
|
Thorax
|
Terdapat 2 pasang sayap
|
|
Abdomen
|
Terdapat
sengat pada ujung abdomen
|
|
Tempat hidup
|
Di tumbuh-tumbuhan
|
3.3.10. Kecoa
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Kecoa
|
Nama Umum
|
Kecoa
|
|
Kepala
|
Hypognatus menhadap ke bawah
|
|
Thorax
|
Memiliki 2 pasang sayap depan panjang menyepit dan
menebal. Sayap belakang membrankus, melebar dan banyak vena
|
|
Abdomen
|
Betina
mempunyai ovipositor yang
berkembangbiak. Jantan ada yang mempunyai alat penghasil suara yang terletak
di tibia(abdomen). Abdomen terletak di bawah dada.
|
|
Tempat hidup
|
Di area pertanaman budidaya, di lingkungan rumah,
tempat tinggal yang lembab.
|
3.3.11. Kepinding Air
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Kepinding air
|
Nama Umum
|
Kepinding air
|
|
Kepala
|
Kepala dengan celah transversal di muka ocelli,
kepala pendek.
|
|
Thorax
|
Kecil dan ramping serta panjang.
|
|
Abdomen
|
Perutnya
bersemen terdiri atas 9 segmen.
|
|
Tempat hidup
|
Di berbagai habitat ada yang hidup di air dan di
darat
|
3.3.12. Capung
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Capung
|
Nama Umum
|
Capung
|
|
Kepala
|
Dikepala terdapat mata majemuk besar dan berfaset.
|
|
Thorax
|
Relative kecil dan kompak, dasar sayap terbentuk
oleh sklerit – sklerit pleura.
|
|
Abdomen
|
Panjang dan
langsing
|
|
Tempat hidup
|
Nimpha : di air ( aquatic )
Dewasa : di darat atau udara
Biasanya hidup di dekat rawa atau sungai
|
3.3.13. Kumbang Kubah
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup
Kumbang Kubah
|
Nama Umum
|
Kumbang Kubah
|
|
Kepala
|
Terdiri dari sepasang mata dan sepasang antenna
serta mulut.
|
|
Thorax
|
Mempunyai ruas – ruas dan segmen, terdapat dua
pasang kaki dan juga tempat menempelnya sayap.
|
|
Abdomen
|
Mempunayai
ruas – ruas dan segmen – segmen tempat menempelnya kaki dan fleksibel.
|
|
Tempat hidup
|
Pada bunga dan dedaunan tumbuhan.
|
3.3.14.Lalat
Rumah
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Lalat Rumah
|
Nama Umum
|
Lalat
rumah
|
|
Kepala
|
Terdapat dua mata berwarna coklat yang besar dan
setiap mata terbuat dari ribuan lensa, kedua mata ini disebut lensa majemuk, lalat rumah juga mempunyai mulut berbentuk
tabung yang digunakan untuk menyedot cairan.
|
|
Thorax
|
Terdapat 2 pasang sayap transparan, terdapat 2 kenop
kecil yang membantu lalat rumah untuk menyeimbangkan dirinya ketika terbang. Dadanya bergaris dan
mempunyai 3 pasang kaki yang melekat pada tubuhnya.
|
|
Abdomen
|
Kaki terbagi
menjadi 5 bagianyang berakhir dengan telapak kaki. Bantalan lengket dibawah
cakarnya membuat lalat rumah dapat berjalan terbalik di langit – langit atau
dimana saja dengan mudah.
|
|
Tempat hidup
|
Di tempat yang kotor
|
3.3.15. Semut
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Semut
|
Nama Umum
|
Semut
|
|
Kepala
|
Pada
kepala terdapat banyak organ sensor, memiliki mata majemuk yang terdiri dari
kumpulan lesa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi ggerakan
dengan sangat baik, memilki 3 ocellus di puncak kepalanya untuk mendeteksis
perubahan cahaya dan polarisasi, memiliki antena untuk mendeteksi ransangan
kimia pada bagian depan kepala terdapat sepasang rahang (mandibula)
|
|
Thorax
|
Pada
thorax terdapat 3 pasang kaki dan di ujung kaki terdapat cakar kecil untuk
memanjat.
|
|
Abdomen
|
Terdapat
organ reproduksi
|
|
Tempat hidup
|
Di
bangkai, tananaman, rongga atau celah di dalam bangunan atau tanah.
|
3.3.16.Kutu
Api
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Kutu Api
|
Nama Umum
|
Kutu
api
|
|
Kepala
|
Pada
kepala terdapat sepasang antena yang terdiri dari 4 ruas. Probocis 4 ruas, di
belakang kepala ada garis ptih dan hitam.
|
|
Thorax
|
Pada
thorax terdapat 3 pasang kaki, terdapat sayap yang berwarna hitam, dan
sepasang bercak hitam
|
|
Abdomen
|
Abdomen
kutu api beruas-ruas, berwarna merah, di belakang perut ada garis putih dan
hitam.
|
|
Tempat hidup
|
Pertanaman
kapas, bambu, kubis dan rerumputan.
|
3.3.17.Ulat Grayak
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup Ulat Grayak
|
Nama Umum
|
Ulat
grayak
|
|
Kepala
|
Pada
kepala terdapat sepasang antena, dan kepalanya di tumbuhi bulu halus.
|
|
Thorax
|
Terdapat
ruas-ruas dan segmen pada setiap segmen terdapat sepasang kaki.
|
|
Abdomen
|
Di
tumbuhi kuku pada setiap segmen.
|
|
Tempat hidup
|
Pada
tanaman budidaya kacang-kacangan, tembakau, tebu, jagung, kapas, dan
lain-lain.
|
3.3.18.Kupu-kupu
Identifikasi
Morfologi dan Tempat Hidup
|
Nama Umum
|
Kupu-kupuKupu-kupu
|
|
Kepala
|
Bagian
dari serangga yang berisi otak, 2 mata majemuk, pobocis, faring, 2 antena
yang melekat pada kepala, palp labial
|
|
Thorax
|
Di
antara kepala dan perut dimana kaki dan sayap sepasang terdiri dari nsayap
depan dan sayap belakang.
|
|
Abdomen
|
Ekor
serangga yang memiliki organ vital, jantung, tubulus, pembuluh untuk eksresi.
|
|
Tempat hidup
|
Area
tumbuh-tumbuhan terutama bunga-bunga.
|
3.4 Hasil Sampling /
Koleksi ( Dewasa , Atau Pradewasa )
a. Serangga air siang hari

Kepinding Air Kepinding Air
b. Arthropoda non serangga
air siang hari
Lobster Air Tawar
![]() |
C. Serangga siang
hari

Tawon Tawon
Lebah Capung
Capung Kupu – kupu 
Lalat
Rumah Ulat
Grayak
kutu Api
d. Serangga Malam Hari

Belalang Pedang Kumbang
Kulit
Ngengat
Kecoa

Kumbang Kubah Semut
3.5 ANATOMI SERANGGA
Lengkapilah isian tentang struktur luar/rangka : (
dinding, bagian n- bagian tubuh serangga dan perlengkapannya )
CIRI KHAS SERANGGA
1.
Kulit
luar ( intugamen ) sangat keras, berbuku
– buku dan sngat kuat
2.
Kerangka
luar dan eksoskeleton
Eksoskeleton
berbentuk ruas – ruas yang terdiri dari
kepala, dada dan perut. Eksoskeleton terbentuk dari kitin
3.
Tubuh
berbentuk silindris dan terdiri dari cincin – cincin / segmen – segmen (somit)
yang berurutan
4.
Segemen
tubuh terbagi
a.
Kepala
( caput ) -*6 buah segmen
b.
Dada
( thorax ) -* 3 buah segmen
c.
Perut
besar ( abdomen )-* 11 buah segmen
3.6. BEBERAPA ISTILAH PADA MORFOLOGI ARTHROPODA /
SERANGGA
1. ANTERIOR -*
mengarah / berhubungan dengan bagian depan atau kepala
2. POSTERIOR -*
bagian belakang tubuh / ujung abdomen
3. DORSAL -*
bagian punggung atau bagian belakang (
posterior tubuh )
4. VENTRAL -*
bagian perut dari satu tubuh atau satu sisi yang lebih jauh dari poros
5. LATERAL -*
bagian sisi samping tubuh
6. MESAL -*
bagian tengah tubuh
KERANGKA
LUAR
Kutikula tersusun atas tiga lapisan yaitu
epikutikula, eksokutikula dan endokutikula. Epikutikula merupakan lapisan tipis
yang paling luar tebalnya sekitar 1 mikron dan tidak berisi khitin,
eksokutikula dan andokutikula merupakan lapisan yang lebih tebal dan mengandung
khitin. Eksokutikula berada d bawah epikutikula, lebih padat, lebih keras dan
lebih berpigmen daripada endokutikula (Ibrahim, 2012).

3.7.KEPALA
SERANGGA
1. Terletak di bagian anterior tubuh
2. Merupakan bangunan yang kuat, dinding kepala keras
3. Terdiri dari 6 segmen yang bersenyawamenjadi Satu
4. Dilengkapi dengan mata, antenna dan mulut.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Terdapat berbagai macam spesies serangga
disekitar danau Maninjau tersebut. Diantaranya yang kami dapatkan yaitu :
4.1.1. Serangga
Terbang
|
NAMA
SPESIES
|
JUMLAH
|
|
Kumbang
Kulit
|
1
|
|
Tawon
|
2
|
|
Belalang
Pedang
|
1
|
|
Ngengat
|
1
|
|
Kepinding
Air
|
3
|
|
Capung
Bermata Besar
|
1
|
|
Lebah
|
1
|
|
Capung
|
1
|
|
Kumbang
Kubah
|
5
|
|
Lalat
rumah
|
1
|
|
Kutu
Api
|
2
|
|
Kupu
– kupu
|
2
|
4.1.2. Serangga
Air
|
NAMA
SPESIES
|
JUMLAH
|
|
Lobster
Air Tawar
|
5
|
|
Kepinding
Air
|
3
|
|
Capung
Bermata Besar
|
1
|
|
Capung
|
1
|
4.1.3. Serangga
Darat
|
NAMA
SPESIES
|
JUMLAH
|
|
Kecoa
|
5
|
|
Ulat
Grayak
|
1
|
|
Semut
|
1
|
4.2Saran
4.2.1. Bagi
Mahasiswa
Sebaiknya
untuk melakukan identifikasi tersebut, kita memiliki berbagai macam buku
panduan. Karena jenis serangga itu sangatlah beraneka ragam, sehingga kita
memerlukan berbagai panduan untuk mengidentifikasinya.
4.2.2. Bagi
Masyarakat
Sebaiknya
masyarakat sekitar menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan cara
tidak mencemari dan tidak merusak lingkungan. Agar spesies serangga yang ada
disana tidak punah.





KEGIATAN PRATIKUM DI LAPANGAN 