Selasa, 25 Agustus 2015

entomologi



LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN ENTOMOLOGI
Keanekaragaman Serangga, Cara Mengoleksi dan Mengidentifikasi Serangga


Oleh
Kelompok 4:
Marselli Ardiansyah
Tiara 
Ulfi Afra Syuhadda
Vicky Cahyanti
Vrazenevia Sinensis
Wella Aulia
Witra Desepa
Yulia Annisa  
Zulfikar Aulia

Dosen Pembimbing : 1. AIDIL ONASIS SKM, M.KES
                                               2. Dr. WIJAYANTONO SKM, M.KES
                                                     3. LINDAWATI SKM, M.KES
                                     Instruktur : HANDRI MAIKA SAPUTRA S.ST

                             POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
                                  KESEHATAN LINGKUNGAN
                                                       2014





BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Koleksi ( mengumpulkan) hewan adalah kegiatan menangkap, mengawetkan, dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan sebagai voucher atau contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat berguna sebagai patokan identifikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh karena itu, tata cara koleksi yang benar harus diperhatikan, agar spesimen yang dikoleksi bernilai keilmuan tinggi.
Keterampilan pengawetan hewan sangat diperlukan terutama dalam melakukan koleksi serangga, serangga yang diawetkan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, dalam membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering diperlukan sebagai kegiatan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga dan koleksi. Hal ini akan memudahkan dalam mempelajari berbagai jenis serangga, termasuk yang jarang ditemui sekalipun.
1.2              Tujuan
1.2.1     Tujuan Umum
Untuk mengetahui keanekaragaman serangga, cara mengkoleksi dan mengidentifikasi serangga.

1.2.2     Tujuan Khusus
1.      Diketahuinya alat dan bahan dalam penangkapan serangga
2.      Diketahuinya alat dan bahan dalam identifikasi serangga
3.      Diketahuinya tata cara koleksi dan pengawetan berbagai jenis serangga
4.      Diketahuinya cara identifikasi serangga
5.      Diketahuinya bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga yang didapat.

1.3.            Manfaat
Manfaat setelah melakukan pratikum ini yaitu:
1.             Kita dapat mengetahui tata cara koleksi, identifikasi dan pengawetan serangga
2.             Kita dapat mengetahui bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga yang didapat.
1.4.            Ruang Lingkup
1.            Cara  mengoleksi serangga
2.            Cara mengidentifikasi serangga



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Secara terbatas,  Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga. Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari artropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda).
Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin yaitu entomon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda.
Laboratorium berasal dari kata latin laborare yang berarti bekerja. Kemudian kata itu berkembang pada tahun 1605, yang artinya menjadi suatu tempat yang disiapkan untuk tujuan percobaan dan pengkajian, atau pengembangan ilmu, atau untuk tujuan pengujian atau penyidikan (analisis). Secara luas, sekarang laboratorium adalah tempat bekerja melakukan percobaan, pengamatan, dan penelitian (Pramono Eko, 2011).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Di laboratorium, kita mengadakan identifikasi tentang arthropoda yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam mengidentifikasi serangga tersebut, kita harus menyelidiki dengan benar anatomi dan fisiologi serangga. Selain itu kita juga harus mengetahui bagaimana morfologi serangga dan bagaimana ia hidup. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa meneliti dan menyimpulkan serangga yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu,diperlukan adanya identifikasi terhadap apa yang berhubungan dengan serangga tersebut mulai dari struktur tubuhnya sampai kepada daur hidup serangga.
Arthropoda adallah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang,lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Kata arthropoda berasal dari bahasa yunani, arthron: ruas,buku,atau segmen, dan pous (Podos) : kaki, yang jika disatukan berarti kaki berbuku-buku. Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu: tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan Artropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi.
2.2.Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Chilopoda, Diplopoda, Crustacea, Entromostaca, Malacostraca, dan  Insecta.
2.2.1.  Arachnoidea
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
2.2.2.   Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada caput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubuhnya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan Tubula Malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan reproduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
2.2.3.   Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.)
2.2.4.   Diplopoda
            Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.)
2.2.5.Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
2.2.6.   Entomostraca
Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.
2.2.7.   Malacostraca
Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting.
2.2.8. Insecta
            Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).anggota insectayang sering di jumpai, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insect uang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga bagian abdomen insect tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea merupakan alat pernpasan pada insecta.
2.3.Fisiologi Serangga
      2.3.1. Kumbang Kulit
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan kumbang sangat dipengaruhi oleh tanaman yang menjadi sumber makanan mereka. Pada umumnya proses pencernaan dilakukan oleh midgut depan (anterior) dengan bantuan enzim midgut. Saluran pencernaan pada dasarnya terdiri atas faring yang pendek dan sempit, tetapi dapat melebar, dan ampela yang kurang berkembang. Setelah itu adalah midgut, yang spesiesnya bervariasi dalam ukuran, dengan sejumlah besar sekum, dengan hindgut yang panjangnya bervariasi. Biasanya, terjadi empat hingga enam kali tubulus Malpighi.

      2). Sistem saraf
Sistem saraf pada kumbang bervariasi di antara spesies-spesies yang berbeda, dari tiga ganglia dada dan tujuh atau delapan ganglia abdomen yang dapat dibedakan dari ujung penyatuan semua ganglia untuk membentuk struktur komposit.

         3). Sistem  pernafasan
Seperti serangga umumnya, kumbang menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui trakea. Udara memasuki tubuh melalui spirakel, dan bersirkulasi di dalam haemocoel pada sistem trakea dan tracheoles, melalui dinding tempat gas-gas yang terkait dapat berdifusi dengan tepat. Kumbang-kumbang penyelam, seperti Dytiscidae, membawa gelembung udara ketika menyelam. Gelembung tersebut ditampung di bawah elytra atau ditempel pada tubuh oleh bulu-bulu hidrofobik khusus. Gelembung tersebut menutupi sedikitnya beberapa spirakel, sehingga memungkinkan oksigen masuk ke trakea.
4). Sistem peredaran darah
Seperti serangga-serangga lainnya, kumbang memiliki sistem peredaran darah terbuka, lebih didasarkan pada hemolimfa daripada darah. Pembuluh bersegmen, seperti hati, menempel pada dinding dorsal hemocoel. Pembuluh ini memiliki lubang-lubang kecil yang disebut ostia dan mensirkulasikan hemolimfa dari rongga utama hemocoel keluar menuju rongga anterior di kepala.

        2.3.2. Tawon
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada tawon terdiri dari: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus besar, colon dan rectum.

      2). Sistem reproduksi
Organ reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada tawon jantan dan ratu. Seekor tawon ratu dewasa yang produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel telur per hari. Karena itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga perut. Di dalam tubuh tawon ratu terdapat juga spermateka yang berfungsi menyimpan sperma pada waktu tawon ratu kawin. Sel telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah ratu atau pekerja, tergantung feeding system dan telur yang tidak dibuahi akan menetas menjadi tawon  jantan. Ratu tawon dapat menyimpan sperma hidup di dalam spermateka selama beberapa tahun, tiga tahun atau, dan menelurkan telur menurut keinginannya.

         3). Sistem penginderaan
Sistem penginderaan pada tawon meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba.Indera penglihat pada tawon adalah mata majemuk yang berfungsimendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya belum diketahui secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas cahaya. Indera penciumterdapat pada antenatawon . Fungsinya untuk mengenali dan mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Indera peraba adalah yang paling berkambang pada lebah madu. Tugas terbanyak tawon pekerja didasarkan atas tuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat setiap obyek yang disentuhnya.
     2.3.3. Belalang Pedang
1). Sistem pencernaan
Saluran pencernaan pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah,dan usus belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang di setiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus yang membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesotorak dan metatorak. Organ selanjutnya adalah proventrikulus yang berperan sebagai penggiling. Usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kaning berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pancernaan, dan hasil sekresi ini akan  diberikan ke lambung. Sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum, dan anus sebagai muara akhir saluran pencernaan. Pada ujung, anterior usus besar terdapat tubulus malphigi.

                     2). Sistem reproduksi
Belalang betina dapat dengan mudah dibedakan dari belalang jantan karena adanya ovipositor.hewan betina memiliki 2 ovari yang masing-masing terdiri atas sejumlah filament yang disebut tubulus ovari.Setiap filament ovari mengandung oogonia,dan oocyt yang tersusun dalam seri linier.Selain itu juga berisi nurse cells dan sel-sel jaringan lainnya.Ke arah posterior filamen ovari makin membesar sehingga tampak tubulus itu makin melebar ke arah posterior.Pada setiap ovari ujung posterior semua filament menempel pada oviduk yang merupakan saluran pelepas telur.Kedua oviduk kemudian bergabung membentuk vagina,selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang terletak diantara lempeng-lempeng ovipositor.Seminal receptacle atau spermatheca membuka ke arah vagina.Fungsi organ tersebut adalah menerima spermatozoa selama kopulasi,dan spermatozoa tersebut akan dilepaskan kembali saat membuahi sel telur.Pada hewan jantan memiliki 2 testes, tempat spermatozoa berkembang. Selanjutnya spermatozoa akan dilepas ke dalam vas deferens. Kedua vas deferens bergabung membentuk duktus ejakulatori yang membuka permukaan dorsal dari lempengan subgenital. Diujung anterior duktus ejakulatori terdapat kelenjar asesori yang fungsinya menghasilkan cairan. Cairan itu berfungsi membantu dalam proses memindahkan spermatozoa ke hewan betina.

                  3). Sistem pernafasan 
Sistem respirasi terdiri atas susunan pipa udara atau trachea yang bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara keseluruh bagian tubuh. Trachea terdiri atas selapis sel yang berkhitin. Batang pokok trakea membentuk penebalan seprupa spriral untuk mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh hewan. Batang pokok trachea tersebut berhubungan dengan lingkungan luar melalui aperture yang berpasangan yaitu spirakel atau stigma yang tersusun segmental. Dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah torax (protorax dan metatorax) dan satu pasang pada masing-masing segmen dari delapan segmen, mulai dari segmen pertama abdomen.Pada belalang 4 pasang spirakel pertama membuka saat inspirsi dan menutup saat ekspirasi. Sedangkan 6 pasang spirakel lainnya tertutup saat inspirasi dan membuka saat ekspirasi.

4). Sistem syaraf
Otak terletak di daerah kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang ganglion yang berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur mata, antena, dan labrum. Otak berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal connective. Ganglion subesofageal terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari rangkaian saraf ventral yang berfusi bersama dan berfungsi mengatur bagian-bagian mulut. Selanjutnya ke arah posterior berhubungan dengan sepasang ganglion besar di setiap segmen thorax. Ganglion yang terdapat  di dalam segmen metathorax merupakan ganglion terbesar, dan sebenarnya merupakan gabungan dari ganglion segmen metathorak dengan ganglion segmen pertama abdomen. Di dalam abdomen terdapat 5 pasang ganglion. Pasangan ganglion pada segmen kedua abdomen sebenarnya merupakan gabungan dari pasangan ganglion dari segmen kedua dan ketiga abdomen. Sedangkan pasangan ganglion pada segmen ketujuh merupakan gabungan dari ganglion segmen ketujuh sampai ke 11 abdomen.
2.3.4. Lobster Air Tawar
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan lobster air tawar terdiri dari mulut, kerongkonggan, lambung, usus, dan anus. Cara makan lobster air tawar dilakukan sedikit demi sedikit. Antena panjang akan mendeteksi keberadaan pakan di sekitar libster air tawar. Jika pakan menarik untuk di makan, capit akan menangkapnya dan menyerahkan pada kaki jalan pertama sebagai tangan pemegang pakan yang akan di konsumsi. Pakan yang masuk ke dalam mulut akan di hancurkan secara mekanik oleh gigi halus yang terletak di permukaan mulut. Pakan kemudianmasuk ke dalam lambung. Di dalam lambng, pakan di cerna secara kimiawi. Enzim-enzim pencernaaan disekresikan untuk memecah pakan menjadi betuk yang lebih sederhana. Enzim di hasilkan oleh beberapa organ, misalnya hati. Di dalam usus, terjadi penyerapan zat-zat pakan secara besar-besar sehingga bisa di manfaatkan oleh tubuh. Sisa pencernaan akan di sekresikan melaui anus.

2). Sistem reproduksi
Didalam kerapas, terdapat sistem reproduksi jantan maupun betina. Sistem reproduksi betina yang nampak dari luar hanya pada kaki ke tia dari belakang atau kaki ke dua dari depan di luar capit. Sementara pada jantan berada pada kaki paling belakang.setelah betina matang gonad, antara jantan dan betina akan melakukan perkawinan, kontong sperma jantan akan terisi kembalidalam waktu 24 jam. Setelah kawin dan siap untuk kawin kembali. Betina akan bertelur setelah di buahi oleh jantan. Telur di letakkan di dada (brood chamber). Pada saat pembuahan, terlihat gumpalan sepertikapas di antara kaki belakang betina yang kemudian verubah menjadi telur. Telur di lindungi oleh induk betina dengan cara menekukkan punggung dan ekornya. Cara melindungi/mengerami telur seprti ini biasanya disebut dengan induk gendong telur. Di lapangan, sering dijumpai betina bertelur tanpa dibuahi. Telur yang tidak dibuahi jantan tidak dapat menetas menjadi anakkan berayak. Telur akan dierami selama 6-10 minggu, tergantng suhu. Semakin dingin, waktu pengeraman semakin lama. Proses penetasan di tandai dengan perubahan warna telur dari kuning pucat, orange, titik hitam ada seperti serabut, terbentuk anakan lobster yang utuh bergerombol hinnga turun dari gendongan induk secara bertahap selama kurang lebih 10 hari.

3). Sistem  pernafasan
Lobster air tawar bernafas denganmenggunakan insang. Meskipun demikian, pada beberapa jenis lobster air tawar dapat berada lama di daratan, asalkan insangnya tetap berada dalam kondisi lembab. Insang pada lobster air tawar dilengkapi dengan seragkaian kipas yang akan menyirkulasikan air yang kaya akan oksigenmelalui insangnya untuk bernafas dan mengeluarkan dalam bentuk carbondioksida. Insang terletak didalam kerapas dan melekat pada pangkal kaki jalan dan capit.

4). Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada lobster air tawar disebut dengan sistem peredaran darah terbuka. Dengan sistem ini, lobster air tawar tidak memiliki arteri atau vena tekanankan darahnya. Darah yang mengandung oksigen di pompa oleh jantung keseluruh tubuh. Darah tidak mengandung hemoglobin melainkan hemosianin yangg daya ikatnya terdapat oksigen rendah.

2.3.5. Ngengat
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari sebuah saluran pencernaan yang menyerupai tabung yang bermula dari mulut dan berakhir pada anus.
      2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terbuka, artinya darah tidak masuk dalam pembuluh darah melainkan darah, beredar bebas ke seluruh tubuh.
      3). Sistem pernafasan 
Merupakan sistem percabangan hawa(trakea). Trakea biasanya memanjang sepanjang tubuh.

2.3.6. Kepinding Air
1). Sistem Pernapasan
Serangga air umumnya mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Kepinding air mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

2). Sistem Pencernaan
Sistem  pencernaan makanannya yaiu melalui mulut-kerongkongan-lambung depan-lambung otot-lambung kelenjar-usus-anus. Makanan dicerna melalui mekanis terjadi dilambung otot, dan secara kimiawi terjadi di lambung kelenjar.
3). Sistem Peredaran Darah
Tipe sistem peredaran darahnya adalah sistem peredaran darah terbuka, tidak mempunyai pembuluh balik. Darah tidak mengandung hemoglobin(hb), sehingga tidak megangkut oksigen atau kabondioksida tatapi hanya berfungsi mengangkut makanan. 

4). Sistem Saraf
Sistem sarafnya disebut sistem tangga tali, pada kepinding air (hemiptera) terdapat alat pembuat suara dan alat pendengar.

5).Sistem Ekskresi
Pembuangan zat-zat sisanya yaitu melalui pembuluh Malpighi.
6). Sistem Reproduksi
Sistem reproduksinya adalah alat kelamin betina dan jantan terpisah, pembuahannya secara internal, maksudya yaitu pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.

2.3.7. Tawon
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada tawon terdiri dari: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus besar, colon dan rectum.

2). Sistem reproduksi
Organ reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada tawon jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel telur per hari. Karena itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga perut. Di dalam tubuh tawon  ratu terdapat juga spermateka yang berfungsi menyimpan sperma pada waktu tawon ratu kawin.Sel telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah ratu atau pekerja, tergantung feeding system dan telur yang tidak dibuahi akan menetas menjadi lebah jantan. Ratu lebah dapat menyimpan sperma hidup di dalam spermateka selama beberapa tahun, tiga tahun atau, dan menelurkan telur menurut keinginannya.

      3). Sistem penginderaan
Sistem penginderaan pada tawon meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Indera penglihat pada tawon adalah mata majemuk yang berfungsi mendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya belum diketahui secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas cahaya. Indera pencium terdapat pada antenatawon . Fungsinya untuk mengenali dan mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Indera peraba adalah yang paling berkambang padatawon . Tugas terbanyak lebah pekerja didasarkan atastuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat setiap obyek yang disentuhnya.

2.3.8. Capung Bermata Besar
1). Sistem reproduksi
Pada system reproduksi capung yakni metamorphosis tidak sempurna. System reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis yang terletak di ujung belakang abdomen. Setiap testis mengandung unit-unit fungsional dimana sperma dihasilkan. System reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium. Setiap ovarium terbagi menjadi unit-unit fungsional dimana telur dihasilkan (price. 1997).
Capung betina tidak akan kawin lagi setelah pembuahan. Capung jantan jenis Calopteryx Virgo akan menggunakan kait pada ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya. Betina akan melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan akan menggunakan sambungan khusus di ekornya. Capung akan membersihkan mani yang tertinggal dari pejantan lain. Kemudian, dia akan memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di kedangkalan danau atau kolam.


2). Sistem pernafasan 
Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per-jam (40 kilometer/jam). Bahkan serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan hingga 31 mil per-jam (50 kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan ini bila menggunakan pesawat jet (price. 1997).
Pada capung daya terbangnya memerlukan tingkat tenaga yang tinggi. Juga dibutuhkan sejumlah besar oksigen untuk membakar energi tersebut. Kebutuhan oksigen dalam jumlah besar ini dipenuhi oleh system pernapasan yang luar biasa yang terletak di dalam tubuh capung dan serangga lain.
Terdapat system luar biasa yang diciptakan didalam tubuh capung dan serangga lain agar mereka mampu memenuhi kebutuhan akan pasokan oksigen yang tinggi: udara, seperti didalam peredaran darah dikirim langsung ke setiap jaringan melalui pembuluh-pembuluh khusus. Batang tenggorok di sekeliling dinding bantang tersebut terdapat spiral penguat seperti yang terdapat pada pipa alat penyedot debu. Setiap batang tenggorok mengirim oksigen kepada sel-sel tubuh serangga dan membuang karbon dioksida.
2.3.9. Lebah
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada lebah madu terdiri dari: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus besar, colon dan rectum.

  2). Sistem reproduksi
Organ reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel telur per hari. Karena itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga perut. Di dalam tubuh lebah ratu terdapat juga spermateka yang berfungsi menyimpan sperma pada waktu lebah ratu kawin. Sel telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah ratu atau pekerja, tergantung feeding system dan telur yang tidak dibuahi akan menetas menjadi lebah jantan. Ratu lebah dapat menyimpan sperma hidup di dalam spermateka selama beberapa tahun, tiga tahun atau, dan menelurkan telur menurut keinginannya.

        3). Sistem penginderaan Lebah
Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Indera penglihat pada lebah adalah mata majemuk yang berfungsi mendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya belum diketahui secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas cahaya.
Indera pencium terdapat pada antena lebah. Fungsinya untuk mengenali dan mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Indera peraba adalah yang paling berkambang pada lebah madu. Tugas terbanyak lebah pekerja didasarkan atas tuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat setiap obyek yang disentuhnya
.
2.3.10. Kecoa
1). Sistem pencernaan
Saluran pencernaan pada kecoa pada dasarnya meliputu usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus, yang membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesothorax dan metatorax. Oragn selanjutnya adalah proventriculus yang berperan sebagai organ penggiling . usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan hasil sekresi ini akan diberikan ke dalam lambung . usus tengah merupakan tempat dimana terjadinya absorbs nutrisi.  sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum dan anus sebagai muara akhir saluran pencernaan. Pada ujung anterior usus besar terdapat tubulus malphigi.

2). Sistem reproduksi
Kecoadan hewanlainnyadapat bertelur(tidak subur) tanpa kawin. Sebuahkecoadan kebanyakanorganisme lainharus mulai mematangkan telur(oosit) dalam ovariummereka jauhsebelum kawin(berlaku pada manusia juga). Telurberovulasipadajadwal yangditentukanoleh apakah iatelah berkembangdalam ovariumke titikketikasiapuntuk ovulasi.

         3). Sistem pernafasan 
Kecoa bernafas melalui spirakel yang terdapat di setiap bagian tubuh, dan darah mereka tidak membawa oksigen ke jaringan tubuh sebagaimana pada manusia. Spirakel-spirakel mereka mengantarkan udara ke tiap sel tubuh melalui trakea. Dan tidak sama layaknya manusia, otak mereka tidak bertanggung jawab atas pengaturan pernafasan ke setiap organ pernafasan atau spirakel tersebut.

2.3.11. Kepinding Air
1). Sistem Pernapasan
Serangga air umumnya mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Kepinding air mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

2). Sistem Pencernaan
Sistem  pencernaan makanannya yaiu melalui mulut-kerongkongan-lambung depan-lambung otot-lambung kelenjar-usus-anus. Makanan dicerna melalui mekanis terjadi dilambung otot, dan secara kimiawi terjadi di lambung kelenjar.
                    3). Sistem Peredaran Darah
Tipe sistem peredaran darahnya adalah sistem peredaran darah terbuka, tidak mempunyai pembuluh balik. Darah tidak mengandung hemoglobin(hb), sehingga tidak megangkut oksigen atau kabondioksida tatapi hanya berfungsi mengangkut makanan. 

4). Sistem Saraf
Sistem sarafnya disebut sistem tangga tali, pada kepinding air (hemiptera) terdapat alat pembuat suara dan alat pendengar.

5).Sistem Ekskresi
Pembuangan zat-zat sisanya yaitu melalui pembuluh Malpighi.

6). Sistem Reproduksi
Sistem reproduksinya adalah alat kelamin betina dan jantan terpisah, pembuahannya secara internal, maksudya yaitu pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.
2.3.12. Capung
1). Sistem reproduksi
Pada system reproduksi capung yakni metamorphosis tidak sempurna. System reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis yang terletak di ujung belakang abdomen. Setiap testis mengandung unit-unit fungsional dimana sperma dihasilkan. System reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium. Setiap ovarium terbagi menjadi unit-unit fungsional dimana telur dihasilkan (price. 1997).
Capung betina tidak akan kawin lagi setelah pembuahan. Capung jantan jenis Calopteryx Virgo akan menggunakan kait pada ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya. Betina akan melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan akan menggunakan sambungan khusus di ekornya. Capung akan membersihkan mani yang tertinggal dari pejantan lain. Kemudian, dia akan memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di kedangkalan danau atau kolam.
  2). Sistem pernafasan 
Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per-jam (40 kilometer/jam). Bahkan serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan hingga 31 mil per-jam (50 kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan ini bila menggunakan pesawat jet (price. 1997).
Pada capung daya terbangnya memerlukan tingkat tenaga yang tinggi. Juga dibutuhkan sejumlah besar oksigen untuk membakar energi tersebut. Kebutuhan oksigen dalam jumlah besar ini dipenuhi oleh system pernapasan yang luar biasa yang terletak di dalam tubuh capung dan serangga lain.
Terdapat system luar biasa yang diciptakan didalam tubuh capung dan serangga lain agar mereka mampu memenuhi kebutuhan akan pasokan oksigen yang tinggi: udara, seperti didalam peredaran darah dikirim langsung ke setiap jaringan melalui pembuluh-pembuluh khusus. Batang tenggorok di sekeliling dinding bantang tersebut terdapat spiral penguat seperti yang terdapat pada pipa alat penyedot debu. Setiap batang tenggorok mengirim oksigen kepada sel-sel tubuh serangga dan membuang karbon dioksida.
2.3.13. Kumbang Kubah
1). Sistem pencernaan
Sistem pencernaan kumbang sangat dipengaruhi oleh tanaman yang menjadi sumber makanan mereka. Pada umumnya proses pencernaan dilakukan oleh midgut depan (anterior) dengan bantuan enzim midgut. Saluran pencernaan pada dasarnya terdiri atas faring yang pendek dan sempit, tetapi dapat melebar, dan ampela yang kurang berkembang. Setelah itu adalah midgut, yang spesiesnya bervariasi dalam ukuran, dengan sejumlah besar sekum, dengan hindgut yang panjangnya bervariasi. Biasanya, terjadi empat hingga enam kali tubulus Malpighi.

      2). Sistem saraf
Sistem saraf pada kumbang bervariasi di antara spesies-spesies yang berbeda, dari tiga ganglia dada dan tujuh atau delapan ganglia abdomen yang dapat dibedakan dari ujung penyatuan semua ganglia untuk membentuk struktur komposit.
           
      3). Sistem  pernafasan
Seperti serangga umumnya, kumbang menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui trakea. Udara memasuki tubuh melalui spirakel, dan bersirkulasi di dalam haemocoel pada sistem trakea dan tracheoles, melalui dinding tempat gas-gas yang terkait dapat berdifusi dengan tepat. Kumbang-kumbang penyelam, seperti Dytiscidae, membawa gelembung udara ketika menyelam. Gelembung tersebut ditampung di bawah elytra atau ditempel pada tubuh oleh bulu-bulu hidrofobik khusus. Gelembung tersebut menutupi sedikitnya beberapa spirakel, sehingga memungkinkan oksigen masuk ke trakea.
4). Sistem peredaran darah
Seperti serangga-serangga lainnya, kumbang memiliki sistem peredaran darah terbuka, lebih didasarkan pada hemolimfa daripada darah. Pembuluh bersegmen, seperti hati, menempel pada dinding dorsal hemocoel. Pembuluh ini memiliki lubang-lubang kecil yang disebut ostia dan mensirkulasikan hemolimfa dari rongga utama hemocoel keluar menuju rongga anterior di kepala.

2.3.14. Lalat Rumah
1). Sistem pencernaan
proses perubahan makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran pencernaan.
     
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya, dari posterior ke arah anterior.

3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh- buluh Malphigi, yang timbul sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.15. Semut
         1). Sistem pencernaan
proses perubahan makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran pencernaan.
     
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya, dari posterior ke arah anterior.

         3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh- buluh Malphigi, yang timbul sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.16. Kutu Api ( Bapak Pucung )
1). Sistem pencernaan
Proses perubahan makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran pencernaan.
     
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya, dari posterior ke arah anterior.

         3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh- buluh Malphigi, yang timbul sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.


2.3.17. Ulat Grayak
1). Sistem pencernaan
proses perubahan makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran pencernaan.
     
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya, dari posterior ke arah anterior.

     3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh- buluh Malphigi, yang timbul sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.
2.3.18. Kupu – kupu
1). Sistem pencernaan
Proses perubahan makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan dapat diserap dan memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang tertelan lewat melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus), dan semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui saluran pencernaan.
     
2). Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas darah atau hemolimf, pembukuh dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya, dari posterior ke arah anterior.


3). Sistem pernafasan
Sistem ekskresi primer seekor serangga terdiri dari sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh- buluh Malphigi, yang timbul sebagai penyembulan keluar pada ujung anterior usus belakang.

2.4.   Tata Hidup  dan Bionomik Seramgga
       2.4.1. Kumbang Kulit 
1). Tingkatan Siklus
     Telur – larva – ulat - dewasa
2). Breeding Place
     Di tanaman tepi danau / perkebunan di area tepi danau
3). Feeding Place
Pemakan berbagai hasil olahan hewan dan ikan kering. Menjadi kepompong pada material padat, misal, kayu.
4). Resting Place
     Tanaman yang memiliki ranting, menyerupai warna kuning

2.4.2. Tawon
           1). Tingkatan Siklus
                       Telur – larva – pupa – imago
           2). Breeding Place
Tawon membanggun sarang  dan cenderung melingkar dari sekresi serbuk kayu(kertas) dan mencampurnya dengan saliva mereka.menaruh telurnya di tubuh hewan lainnya
3). Feeding Place
                 Makanannya serbuk sari yang adaa pada bunga-bunga.     
4). Resting Place
                 Tawon beristirahat di pohon kayu dan pada atap rumah.

2.4.3. Belalang Pedang
1). Tingkatan Siklus
     Belalang mempunyai metamorfosis yang tidak sempurna terdiri atas
Telur  - larva ( nimfa ) – imago ( dewasa )
2). Breeding Place
Umumnya belalang banyak di jumpai hidup bergerombol pada tanaman talas, padi, rerumputan, dan semak – semak
3). Feeding Place
Serangga itu biasanya makan rerumputan atau daun – daun pada tumbuhan kecil.
4). Resting Place
        Belalang sangat suka hidup di rerumputan

2.4..4. Lobster air tawar
  1). Tingkatan Siklus
Perkawinan - pengeraman 6-10 minggu – penetasan – pertumbuhan tinggi pada 3 bulan pertama – burayak 5 samapai 159 -  6 samapai 12 bulan dengan simple food (omnivora) – dewasa.
  2). Breeding Place
      Banayak dijumpai di rawa-rawa, sungai dan danau air tawar.
3). Feeding Place
Biasanya lobster air tawar makan cacing air, zooplankton, lumut, dan tanaman air lainnya
4). Resting Place
Tempatperistirahatan lobster air tawar adalah di dalam atau di bawah batu atau di sela-sela tanaman air.

2.4.5. Ngengat
           1). Tingkatan Siklus
              Telur – larva / ulat - pupa atau kepompong – imago (dewasa).
      2). Breeding Place
Tempat perindukan ngengat biaanya di dedaunan. Disana akan di letakkan telur kemudian menetas dan menjadi ulat setelah itu menjadi kepompong dan menggulung dan kemudian keluar sebagai imago.
3). Feeding Place
           Ngengat biasanya memkan nectar dan buah busuk.
4). Resting Place
           Ngengat akan istirahat di balik pohon-pohon.

2.4.6. Kepinding Air
           1). Tingkatan Siklus
              Telur – larva – imago
           2). Breeding Place
Meletakkan telur dalam batang tanaman yang  teletak di permukaan air, berkembangbiak pada jaring-jaring yang berada di atas air.
3). Feeding Place
Ia mencari makan di sekitar jaringan atau sarangnya mengkonsumsi hampir semua tumbuhan seperti sayuran tumbuhan, biji-bjian, dan serangga lain hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
4). Resting Place
           Istirahat dibagian tengah atau sarangnya.

2.4.7. Tawon
           1). Tingkatan Siklus
                 Telur –larva- pupa -imago
           2). Breeding Place
                 Tawon membanggun sarang hexagonal dan cenderung melingkar dari sekresi serbuk kayu(kertas) dan mencampurnya dengan saliva mereka.menaruh telurnya di tubuh hewan lainnya
3). Feeding Place
      Makanannya serbuk sari yang adaa pada bunga-bunga.
4). Resting Place           
      Tawon beristirahat di pohon kayu dan pada atap rumah.

2.4.8. Capunng bermata besar 
           1). Tingkatan Siklus
Telur – larva – nimfa – imago (dewasa) - capung 
           2). Breeding Place
Sebelum bertelur induk capung akan mencari perairan yang bebas polusi dan di lengkapi tumbuhan air untuk tempat berlindug anak anak nya.induk capung bertelur pada permukan perairan
3). Feeding Place
Tumbuh-tumbuhan dan dedaunan
4). Resting Place
Pada ranting pohon di tepi danau

2.4.9 Lebah
1). Tingkatan Siklus
   Telur – larva – pupa - lebah
2). Breeding Place
   Telur diletakkan pada sarang pepohonan
3). Feeding Place
   Pada dedaunan  ia mendapat makanan berupa buah dan nectar.
4). Resting Place
   Pada bunga atau tumbuhan.

2.4.10. Kecoa
           1). Tingkatan Siklus
                 Telur – nimfa – nimfa 2 – dewasa 1 – dewasa 2
           2). Breeding Place
Biasanaya kecoa banayak di temukan di genangan air atau aliran air yang tenang.
3). Feeding Place
           Biasanya kecoa makan di tempat yang lembab.
4). Resting Place
         Pada kayu lapuk, tempat tertutup dan di bawah semen.

2.4.11. Kepinding air
           1). Tingkatan Siklus
                 Telur – larva – imago
           2). Breeding Place
Meletakkan telur dalam batang tanaman yang  teletak di permukaan air, berkembangbiak pada jaring-jaring yang berada di atas air. 
3). Feeding Place
Ia mencari makan di sekitar jaringan atau sarangnya mengkonsumsi hamper semua tumbuhan seperti sayuran tumbuhan, biji-bjian, dan serangga lain hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
4). Resting Place
           Ngengat akan istirahat di balik pohon-pohon.

2.4.12. Capung
      1). Tingkatan Siklus
              Telur – nimpha – dewasa
           2). Breeding Place
Telur diletakkan di tumbuh – tumbuhan yang ada di air, setelah menetas dalam kurun waktu 2-7 hari, telur akan menjadi larva yang hidup di dasar perairan sampai vase nimpha. Pada fase dewasa capung akan hidup didaratan seperti dedaunan.    
3). Feeding Place
Tumbuh-tumbuhan dan dedaunaN
4). Resting Place
Capung biasanya menyukai permukaan air dan dedaunan untuk beristirahat.

2.4.13. Kumbang Kubah
  1). Tingkatan Siklus
  Telur – larva – kepompong - dewasa
  2). Breeding Place
  Perindukannya di tanaman yang memiliki kuku-kuku.
3). Feeding Place
  Memakan jenis-jenis kutu, seperti kutu daun.
4). Resting Place
Tempat peristirahatannya di bawah kaki pohon atau di gulungan-gulungan dedaunan.

2.4.14. Lalat Rumah
              1). Tingkatan Siklus
                    Telur – larva – pupa – dewasa
              2). Breeding Place
                    Dalam kotoran, sisa makanan, pada piring yang belum di cuci 
3). Feeding Place
              Segala macam makanan dan kotoran manusia
4). Resting Place
              Ditempat yang kotor

2.4.15. Semut
              1). Tingkatan Siklus
              Telur – larva – pupa - dewasa
              2). Breeding Place
Tempat perindukan semut banyak terdapat di dalam gulungan daun, dalam tanah dan tempat lainnya yang memungkinnya ia untuk bereproduksi.
        3). Feeding Place
              Ia mendapatkan makanan di batang-batang kayu.
        4). Resting Place
              Di pepohonan, tanah dan di gulungan daun.

2.4.16. Kutu Api
              1). Tingkatan Siklus
                    Telur – nimfa - dewasa
              2). Breeding Place
Retakan bambu yang saling berhimpit inilah yang nampaknya disukai oleh serangga tersebut.
3). Feeding Place
              Pemakan tumbuhan
4). Resting Place
              Di tumbuh - tumbuhan

2.4.17. Ulat Grayak
              1). Tingkatan Siklus
                    Telur – larva – pupa – imago(dewasa)
              2). Breeding Place
Meletakkan telurnya di permukaan daun tanaman dengan jumlah 2000-3000 butiran.
3). Feeding Place
              Memakan dedaunan tanaman yang kering dan meranggas.
4). Resting Place
Istirahat di dedauanan tanaman ranting-ranting tanaman, di gulungan daun tanaman muda.
2.4.18. Kupu-kupu
              1). Tingkatan Siklus
                    Telur – larva(ulat) – pupa (kepompong) – imago (dewasa)
              2). Breeding Place
Temat berkembangbiak  kupu-kupu mulai dari telur di letakkan di daun- daun sampai menjadi ulat yang dapat memakan daun. Kemudian setelah beberapa lama ulat menjadi kepompong yang menggantung di daun bagian bawah.
3). Feeding Place
Serbuk sari dan nektar, tumbuh-tumbuhan, buah busuk.
4). Resting Place
              Daun pepohonan, tempat-tempat yang tidak terkena cahaya matahari.















                


BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1  Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakan pratikum ini yaitu :
Hari/Tanggal        : Jum’at, s/d minggu / 24 s/d 26 Oktober 2014
Tempat                 : Jorong Kubu Kenagarian Sungai Batang Kabupaten Agam

3.1.1. Alat dan Bahan
           Alat :                                            
·         Insec net                                             
·         Aspirator
·         Senter
·         Toples
·         Gelas plastik
·         Karet gelang
·         Kain kasa
·         Kapas
·         Pinset
·         Petridish
·         Lup/kaca
·         Mikroskop
·         Kertas klep
·         Kertas label

Bahan :
·         Serangga
·         Cloroform
·         Formalin
·         Kutex bening

3.2. Cara Kerja
       3.2.1. Cara Kerja Koleksi Serangga Terbang
1.      Siapkan insect net dan aspirator untuk penangkapan serangga dan  toples atau gelas plastik yang di tutup dengan kain kasa untuk tempat serangga yang telah tertangkap, khusus pada malam hari persiapkan senter.
2.      Setelah itu pergi ketempat yang diperkirakan banyak terdapat serangga, amati dan perhatikan apabila terdapat serangga disekeliling kita.
3.            Selanjutnya apabila ditemukan serangga, ambil insect net atau aspirator, untuk penangkapan serangga pada malam hari dan gunakan senter untuk penerangan.
4.            Jangan membuat banyak gerakan karena dapat mengejutkan serangga yang akan ditangkap.
5.            Arahkan insect net atau aspirator  ke serangga yang ingin ditangkap.
6.            Serangga yang sudah berhasil ditangkap dimasukkan kedalam toples atau ke dalam gelas plastik yang telah di tutup dengan kain kasa yang telah disediakan, sebelum di koleksi lakukan identifikasi.
7.            Setelah di identififkasi kemudian di beri cairan formalin untuk di awetkan.
8.            Setelah itu di beri kutex bening untuk di tempelkan.

3.2.2. Cara Kerja Koleksi Serangga Air
1.            Siapkan insect netuntuk penangkapan serangga di air dan persiapkan toples utau gelas plastik yang di tutup dengan kain kasa untuk tempat serangga yang telah tertangkap, pada malam hari persiapkan senter.
2.            Amati dan perhatikan apabila terdapat serangga disekeliling danau atau di permukaan air.
3.            Selanjutnya apabila ditemukan serangga, ambil insect net.
4.            Jangan membuat banyakgerakan karena dapat mengejutkan serangga yang akan ditangkap.
5.            Arahkan insect netke serangga yang ingin ditangkap.
6.            Serangga yang sudah berhasil ditangkap dimasukkan kedalam toples yang  sudah di tutup atau ke dalam gelas plastik yang telah di tutup dengan kain kasa yamg telah disediakan.
7.            Setelah di identifikasi kemudian di beri cairan formalin untuk di awetkan
8.            Setelah itu di beri kutex bening untuk di tempelkan.
3.2.3. Cara Kerja Koleksi Serangga Darat
1.      Siapkan insect net dan aspirator untuk penangkapan serangga dan toples atau gelas plastik yang di tutup dengan kain kasa untuk tempat serangga yang telah tertangkap, khusus pada malam hari persiapkan senter.
2.      Setelah itu pergi ketempat yang diperkirakan banyak terdapat serangga, amati dan perhatikan apabila terdapat serangga disekeliling kita.
3.            Selanjutnya apabila ditemukan serangga, ambil insect net atau aspirator,untuk penangkapan serangga pada malam hari gunakan senter untuk penerangan.
4.            Jangan membuat banyak gerakan karena dapat mengejutkan serangga yang akan ditangkap.
5.            Arahkan insect net atau aspirator  ke serangga yang ingin ditangkap.
6.            Serangga yang sudah berhasil ditangkap dimasukkan kedalam toples yang  sudah di tutup atau ke dalam gelas plastik yang telah di tutup dengan kain kasa yang telah disediakan, sebelum di koleksi lakukan identifikasi.
7.            Setelah di identifikasi kemudian di beri cairan formalin untuk di awetkan.
8.            Setelah itu di beri kutex bening untuk di tempelkan.

3.2.4. Cara Kerja Identifikasi
1.            Bunuh serangga yang terdapat didalam toples atau didalam gelas plastik dengan menggunakan cairan cloroform
2.            Ambil serangga dengan menggunakan pinset, kemudian letakkan ke dalam petri dish
3.            Ambil lup dan amati serangga tersebut
4.            Catat hasil identifikasi.









3.3. Hasil Serangga Yang Diperoleh Oleh Anggota Kelompok
NO
NAMA KOLEKTOR
NAMA UMUM
SPESIES
ORDO
TEMPAT
JUMLAH
1.
MARSELIADRIANSYAH
Kumbang Kulit
Cocconelida latreille
Celeoptera
Pohon

1
Tawon
Sincidae
Hymenoptera
Rerumputan

1
2.
TIARA
Belalang Pedang
Acridium ornatum
Orthoptera
Tumbuhan

1
Lobster Air Tawar
Cherax quadricarinatus
Decapoda
Air  tawar

5
3.
ULFI AFRA SYUHADDA
Ngengat
Hesperidae
Lepidoptera
Tepi danau

1
Kepinding Air
Nepidae
Hemiptera
Danau

1
4.
VICKY CAHYATI
Tawon
Formicidae
Hymenoptera
Rerumputan

1
Capung Bermata Besar
Calopterygidae
Odonata
Danau
1
5.
VRAZENEVIA SINENSIS
Lebah
Vulgaris
Hymenoptera
Pepohonan

1
kecoa
Peripianeta sp.
Orthoptera
Di pasar

5
6.
WELLA AULIA
Kepinding Air
Letthoverus sp.
Hemiptera
Danau

2
capung
Deperessa
Odonata
Pohon bunga

1
7.
WITRA DESEPA
Kumbang kubah
Coccinela arquata
Coleoptera
Batang kayu

5
Lalat Rumah
Musca domestika
Dipteral
Di vila

1
8.
YULIA ANNISA
Semut
Formica yessensis
Hymenoptera
Tananman

1
Kutu Api (bapak pucung)
Dysdercus cingulatus
Hemiptera
Rerumputan

2
9.
ZULFIKAR AULIA
Ulat Grayak
Heliothis ormigera
Lepidoptera
Batang Kayu

1
Kupu-kupu
Chiddes
Lepidoptera
Rerumputan

2

3.3.1 Kumbang Kulit
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kumbang Kulit
Nama Umum
Kumbang Kulit
Kepala
Pada bagian kepala teerdapat mulut yang menghadap kebawah
Thorax
Mempunyai 2 buah entena kecil, dan berstruktur polos
Abdomen
Beruas – ruas
Tempat hidup
Pada tumbuhan – tumbuhan

3.3.2. Tawon
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Tawon
Nama Umum
Tawon
Kepala
Terdapat matadan mulut yang menghadap ke bawah
Thorax
Mempunyai 2 buah antena, 2 pasang tangan dan sepasang kaki
Abdomen
Beruas – beruas dan mempunyai 4 segmen
Tempat hidup
Tumbuhan, daun – daunan

3.3.3. Belalang Pedang 
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Belalang Pedang
Nama Umum
Belalang Pedang 
Kepala
Terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena, mandibula, maxila, labrum dan oceli
Thorax
Terdapat sepasang sayap depan dan belakang, 2 pasang kaki depan dan satu pasang kaki belakang
Abdomen
Terdapat timpanun untuk reproduksi dan terdapat cercu, tubuh bersegmen terdiri atas 8 buah 
Tempat hidup
Bunga- bunga dan rerumputan, tanaman kecil dan sawah
3.3.4. Lobster Air Tawar
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Lobster air tawar
Nama Umum
Lobster air tawar
Kepala
Terdapat 2 pasang antenna, 1 pasang mandibula, 1 pasang mata majemuk, dan terdapat kerapas di bagian atas kepala.
Thorax
Terdapat maxililiped dan 4 pasang kaki jalan.
Abdomen
 Abdomen terdiri atas 6 ruas terdiri atas 5 pasang kaki renang dan pada ekor terdapat telson dan uropoda.
Tempat hidup
Perairan air tawar.
           
3.3.5.  Ngengat 
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Ngengat
Nama Umum
Ngengat
Kepala
Kepala selebar atau lebih lebar dari thorax terdapat sepasang mata dan sepasang antenna.
Thorax
Terdapat 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap yang menempel pada thorax yang di lapisi sisik.
Abdomen
 Tubuh bersegmen terdiri dari 6 segmen
Tempat hidup
Ditemukan pada tempat tertentu pada daun, dan pohon-pohon.
                                                     
3.3.6. Kepinding Air
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kepinding air
Nama Umum
Kepinding air
Kepala
Tipe mulut menusuk menghisap mulutnya seperti jarum, terdapat sepasang antenna.
Thorax
Mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang sayap yang menempel pada thorax.
Abdomen
 Tubuh bersegmen yang terdiri dari 9 segmen.
Tempat hidup
Biasanya ditemukan di air dan di darat.


3.3.7. Tawon
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Tawon
Nama Umum
Tawon
Kepala
Terdapat sepasang majemuk mata yang terdiri dari kumpulan lensa  yang lebih kecil, tawon juga memiliki 4 buah oselus ( mata sederhana ) di puncak kepalanya.
Thorax
Tubuh yang penting sebagai tempat melekatnya alat gerak atau organ penggerak yaitu sayap dan kaki, 2 pasang sayap, sayap depan lebih lebar dari pada sayap belakang. Tawon dapat terbang pada jarak yang sangat jauh, gerakan sayap di bantu otot-otot dada sehingga sayap dapat bergerak ke atas kebawah. Polen di kumpulkan oleh tawon dengan menggunakan rambut yang ada pada kakinya kemudian di masukkan kedalam mulutnya.
Abdomen
 Abdomen terteletak dibagian belakang dan memiliki cangkang keras.
Tempat hidup
Di tumbuh – tumbuhan
           
3.3.8. Capung bermata besar 
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Capunng bermata besar 
Nama Umum
Capung mata besar
Kepala
Terdapat 1 pasang mata besar yang di lengkapi dengan mulu penghisap pengunyah dan bulu- bulu halus di sekitar bagian-bagian kepala. Dan terdapat sepasang antenna kecil.
Thorax
Terdiri atas 2 pasang sayap, sayap yang di depan lebih besar daripada sayap belakang.
Abdomen
 Terdiri dari 6 samapai 8 segmen
Tempat hidup
Di tumbuhan dan di rawa-rawa




3.3.9.  Lebah
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Lebah
Nama Umum
Lebah
Kepala
Terdapat sepasang mata majemuk, 3 buah osellus atau mata sederhana di puncak kepala, sepasang rahang bawah, dan sepasang antena.
Thorax
Terdapat 2 pasang sayap
Abdomen
 Terdapat sengat pada ujung abdomen
Tempat hidup
Di tumbuh-tumbuhan
           
3.3.10. Kecoa
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kecoa
Nama Umum
Kecoa
Kepala
Hypognatus menhadap ke bawah
Thorax
Memiliki 2 pasang sayap depan panjang menyepit dan menebal. Sayap belakang membrankus, melebar dan banyak vena
Abdomen
 Betina mempunyai  ovipositor yang berkembangbiak. Jantan ada yang mempunyai alat penghasil suara yang terletak di tibia(abdomen). Abdomen terletak di bawah dada.
Tempat hidup
Di area pertanaman budidaya, di lingkungan rumah, tempat tinggal yang lembab.
           
3.3.11. Kepinding Air
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kepinding air
Nama Umum
Kepinding air
Kepala
Kepala dengan celah transversal di muka ocelli, kepala pendek.
Thorax
Kecil dan ramping serta panjang.
Abdomen
 Perutnya bersemen terdiri atas  9 segmen.
Tempat hidup
Di berbagai habitat ada yang hidup di air dan di darat

3.3.12. Capung
Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Capung
Nama Umum
Capung
Kepala
Dikepala terdapat mata majemuk besar dan berfaset.
Thorax
Relative kecil dan kompak, dasar sayap terbentuk oleh sklerit – sklerit pleura.
Abdomen
 Panjang dan langsing
Tempat hidup
Nimpha : di air ( aquatic )
Dewasa : di darat atau udara
Biasanya hidup di dekat rawa atau sungai

3.3.13. Kumbang Kubah
      Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kumbang Kubah
Nama Umum
Kumbang Kubah
Kepala
Terdiri dari sepasang mata dan sepasang antenna serta mulut.
Thorax
Mempunyai ruas – ruas dan segmen, terdapat dua pasang kaki dan juga tempat menempelnya sayap.
Abdomen
 Mempunayai ruas – ruas dan segmen – segmen tempat menempelnya kaki dan fleksibel.
Tempat hidup
Pada bunga dan dedaunan tumbuhan.
           
3.3.14.Lalat Rumah
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Lalat Rumah
Nama Umum
Lalat rumah
Kepala
Terdapat dua mata berwarna coklat yang besar dan setiap mata terbuat dari ribuan lensa, kedua mata ini disebut lensa  majemuk, lalat rumah juga mempunyai mulut berbentuk tabung yang digunakan untuk menyedot cairan.
Thorax
Terdapat 2 pasang sayap transparan, terdapat 2 kenop kecil yang membantu lalat rumah untuk menyeimbangkan dirinya  ketika terbang. Dadanya bergaris dan mempunyai 3 pasang kaki yang melekat pada tubuhnya.
Abdomen
 Kaki terbagi menjadi 5 bagianyang berakhir dengan telapak kaki. Bantalan lengket dibawah cakarnya membuat lalat rumah dapat berjalan terbalik di langit – langit atau dimana saja dengan mudah.
Tempat hidup
Di tempat yang kotor
     

3.3.15. Semut
 Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Semut
Nama Umum
Semut
Kepala
Pada kepala terdapat banyak organ sensor, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lesa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi ggerakan dengan sangat baik, memilki 3 ocellus di puncak kepalanya untuk mendeteksis perubahan cahaya dan polarisasi, memiliki antena untuk mendeteksi ransangan kimia pada bagian depan kepala terdapat sepasang rahang (mandibula)
Thorax
Pada thorax terdapat 3 pasang kaki dan di ujung kaki terdapat cakar kecil untuk memanjat.
Abdomen
Terdapat organ reproduksi 
Tempat hidup
Di bangkai, tananaman, rongga atau celah di dalam bangunan atau tanah.

3.3.16.Kutu Api
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Kutu Api
Nama Umum
Kutu api
Kepala
Pada kepala terdapat sepasang antena yang terdiri dari 4 ruas. Probocis 4 ruas, di belakang kepala ada garis ptih dan hitam.
Thorax
Pada thorax terdapat 3 pasang kaki, terdapat sayap yang berwarna hitam, dan sepasang bercak hitam
Abdomen
Abdomen kutu api beruas-ruas, berwarna merah, di belakang perut ada garis putih dan hitam.
Tempat hidup
Pertanaman kapas, bambu, kubis dan rerumputan.
3.3.17.Ulat Grayak
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup Ulat Grayak
Nama Umum
Ulat grayak
Kepala
Pada kepala terdapat sepasang antena, dan kepalanya di tumbuhi bulu halus.
Thorax
Terdapat ruas-ruas dan segmen pada setiap segmen terdapat sepasang kaki.
Abdomen
Di tumbuhi kuku pada setiap segmen.
Tempat hidup
Pada tanaman budidaya kacang-kacangan, tembakau, tebu, jagung, kapas, dan lain-lain.

     
3.3.18.Kupu-kupu
     Identifikasi Morfologi dan Tempat Hidup
Nama Umum
Kupu-kupuKupu-kupu
Kepala
Bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata majemuk, pobocis, faring, 2 antena yang melekat pada kepala, palp labial
Thorax
Di antara kepala dan perut dimana kaki dan sayap sepasang terdiri dari nsayap depan dan sayap belakang.
Abdomen
Ekor serangga yang memiliki organ vital, jantung, tubulus, pembuluh untuk eksresi.
Tempat hidup
Area tumbuh-tumbuhan terutama bunga-bunga.
           





3.4 Hasil Sampling / Koleksi ( Dewasa , Atau Pradewasa )
            a. Serangga air siang hari 
20141030_113004.jpg20141030_113017.jpgKepinding Air                                                                                 Kepinding Air












b. Arthropoda non serangga air siang hari
        Lobster Air Tawar 


20141030_112945.jpg
 








C. Serangga siang hari
20141030_112706.jpg20141030_102354.jpgTawon                                                                          Tawon

20141030_102319.jpg20141030_112755.jpgLebah                                                                          Capung





20141030_113033.jpg20141030_102428.jpgCapung                                                                        Kupu – kupu




20141030_112912.jpg20141030_112840.jpgLalat Rumah                                                                Ulat Grayak

20141030_112518.jpgkutu Api






d. Serangga Malam Hari
20141030_112933.jpg20141030_102333.jpgBelalang Pedang                                                         Kumbang Kulit                                                                                                          
20141030_112816.jpgNgengat 20141030_102301.jpg                                                                     Kecoa

20141030_112900.jpg20141030_113045.jpgKumbang Kubah                                                         Semut                         


3.5 ANATOMI SERANGGA 
  Lengkapilah isian tentang struktur luar/rangka : ( dinding, bagian n- bagian tubuh serangga dan perlengkapannya )
CIRI KHAS SERANGGA
1.      Kulit luar ( intugamen  ) sangat keras, berbuku – buku dan sngat kuat
2.      Kerangka luar dan eksoskeleton
Eksoskeleton berbentuk ruas – ruas  yang terdiri dari kepala, dada dan perut. Eksoskeleton terbentuk dari kitin
3.      Tubuh berbentuk silindris dan terdiri dari cincin – cincin / segmen – segmen (somit) yang berurutan
4.      Segemen tubuh terbagi
a.       Kepala ( caput ) -*6 buah segmen
b.      Dada ( thorax ) -* 3 buah segmen
c.       Perut besar ( abdomen )-* 11 buah segmen
3.6. BEBERAPA ISTILAH PADA MORFOLOGI ARTHROPODA / SERANGGA
1. ANTERIOR -* mengarah / berhubungan dengan bagian depan atau kepala
2. POSTERIOR -* bagian belakang tubuh / ujung abdomen
3. DORSAL -* bagian punggung atau bagian belakang  ( posterior tubuh )
4. VENTRAL -* bagian perut dari satu tubuh atau satu sisi yang lebih jauh dari poros
5. LATERAL -* bagian sisi samping tubuh
6. MESAL -* bagian tengah tubuh
KERANGKA LUAR
Kutikula tersusun atas tiga lapisan yaitu epikutikula, eksokutikula dan endokutikula. Epikutikula merupakan lapisan tipis yang paling luar tebalnya sekitar 1 mikron dan tidak berisi khitin, eksokutikula dan andokutikula merupakan lapisan yang lebih tebal dan mengandung khitin. Eksokutikula berada d bawah epikutikula, lebih padat, lebih keras dan lebih berpigmen daripada endokutikula (Ibrahim, 2012).
exoskeleton1.TIF.JPG

3.7.KEPALA SERANGGA
1.      Terletak di bagian anterior tubuh
2.      Merupakan bangunan yang kuat, dinding kepala keras
3.      Terdiri dari 6 segmen yang bersenyawamenjadi Satu
4.      Dilengkapi dengan mata, antenna dan mulut.




BAB IV
PENUTUP
4.1.            Kesimpulan
Terdapat berbagai macam spesies serangga disekitar danau Maninjau tersebut. Diantaranya yang kami dapatkan yaitu :
4.1.1.      Serangga Terbang
NAMA SPESIES
JUMLAH
Kumbang Kulit
1
Tawon
2
Belalang Pedang
1
Ngengat
1
Kepinding Air
3
Capung Bermata Besar
1
Lebah
1
Capung
1
Kumbang Kubah
5
Lalat rumah
1
Kutu Api
2
Kupu – kupu
2

4.1.2.      Serangga Air
NAMA SPESIES
JUMLAH
Lobster Air Tawar
5
Kepinding Air
3
Capung Bermata Besar
1
Capung
1



4.1.3.      Serangga Darat
NAMA SPESIES
JUMLAH
Kecoa
5
Ulat Grayak
1
Semut
1

4.2Saran
4.2.1.   Bagi Mahasiswa
Sebaiknya untuk melakukan identifikasi tersebut, kita memiliki berbagai macam buku panduan. Karena jenis serangga itu sangatlah beraneka ragam, sehingga kita memerlukan berbagai panduan untuk mengidentifikasinya.

4.2.2.   Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat sekitar menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan cara tidak mencemari dan tidak merusak lingkungan. Agar spesies serangga yang ada disana tidak punah.









PA240164.JPGPA250224.JPGPA250217.JPGPA250206.JPGPA250207.JPGPA250212.JPGKEGIATAN PRATIKUM DI LAPANGAN