LAPORAN
PAKTIKUM
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

WELLA
AULIA
141210722
DOSEN
PEMBIMBING:
1. Mahaza, SKM, MKM
2. Darwel, SKM, M.Epid
INSTRUKTUR:
1.
Afridon, ST
2.
Ikhsan Surya, SST
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kotoran
manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagioleh tubuh yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh.Zat-zat yang harusdikeluarkan dari dalam
tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), danCO2 sebagai hasil dari
proses pernapasan.
Saat
ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban,masih jauh dari
harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan
pemberlakuan program Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM).Dengan
bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah
pembuangan kotoran manusia meningkat.Dilihat darisegi kesehatan masyarakat,
masalah pembuangan kotoran manusiamerupakan masalah yang pokok untuk sedini
mungkin diatasi.Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai
dengancepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Oleh karena itu, kotoran manusia (faeces) adalah sumber
penyebaran penyakit yang multikompleks.Penyebaran penyakit yang bersumber pada
feces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
Pembuangan
kotoran manusia berupa tinja, di Kota Padang sudah terdapat Instalansi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) tersebut yang mana salah satunya terdapat di
Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang. Dimana Instalansi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) mempunyai tujuan diantaranya yaitu: meningkatkan kualitas lingkungan,
menghindari pencemaran sumber daya air, meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan
adanya IPLT ini, dapat meningkatkan kesehatan masyarakat serta masyarakat bisa
jauh dari berbagai macam penyakit yang di timbulkan oleh tinja.
B.
Tujuan
1) Tujuan
Umum
Untuk mengetahui
Pengolahan Tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
2) Tujuan
Khusus
·
Untuk mengetahui karasteristik
pembuangan tinja
·
Untuk mengetahui metode
pembuangan tinja
·
Untuk mengetahui cara
pengelolaan tinja di IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec.
Nanggalo Padang
·
Untuk mengetahui apa
saja manfaat tinja
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kotoran Manusia
Kotoran manusia
adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh.Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh
ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari
proses pernapasan.Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan
hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine
(jamban atau kakus). Proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada
individu dan kondisi) antara sekali setiap dua hari hingga beberapa kali dalam
sehari.Pengerasan tinja dapat menyebabkan meningkatnya waktu antara
pengeluarannya dan disebut dengan konstipasi.
Tinja
adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai
sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan
(tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan
yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang
dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi
kelenjar, dan sebagainya. (Soeparman, 2002:11)
Ekskreta
manusia (human excreta) yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan hasil
akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan
pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. (Chandra,
2007:124)
Jamban
Tidak Sehat Dalam ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran
manusia, yang lebih dipentingkan jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan
adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini
memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya
berbagai macam penyakit saluran pencernaan. (Azwar, 1995)
B.
Karasteristik
Pembuangan Tinja
Menurut
Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata
sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis
kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik
(sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat-zat anorganik
seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya.
Pada
setiap gram tinja mengandung berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya
tidak berbahaya bagi kesehatan/ tidak menyebabkan penyakit.Namun tinja
potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang
menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (Enteric Orintestinal Disesases).Mikroorganisme
tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun cacing-cacing parasit.Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci (Enterococci) yang sering terdapat di
saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan
berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram.
(Soeparman, 2002)
C.
Metode
Pembuangan Tinja
Ada
beberapa macam metode dalam pembuangan kotoran manusi atau tinja antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Sistem jamban atau
kakus (pridy methods)
Sistem
jamaban atau kakus (pridy methods) adalah pembuangan tinja dengan metode
jamban,yang dikelompokan dalam 3 kategori yaitu:
a. Metode
jamban dengan tipe utama atau tipe yang paling dianjurkan karena apabila
dikerjakan secara semestinya hampir memenuhi semua persyaratan sanitasi yang
ada,yamg termasuk dalam kategori adalah jamban-jamban yang disebut dengan
istilah kakus lubang/kakus cemplung(pit
privy),kakus air(aqua privy),dan
kakus leher angsa(water seallatrine).
b. Metode
jamban dengan tipe yang kurang baik atau kurang diinginkan karena tidak dapat
dijamin akan terpenuhinya persyaratan sanitasi yang ada dan masih mengundang
resiko yang cukup besar untuk terjadinya penularan Feacal Borne Disease, yang
termasuk ketegori ini adalah jamban-jamban yang disebut dengan istilah kakus
bor(bored hole latrine),kakus
keranjang(bucket latrine),kakus
parit(trench latrine) dan kakus badan
air(overhung latrine).
c. Metode
jamban dengan tipe yang baik diterapakan pada situasi-situasi khusus misalanya
pada sarana transportasi, seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain.
Disini tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan
pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet
paper), yang termasuk kategori ini adalah jamban-jamban yang disebut jamban
kompos(compost privy),dan jamban
kimia(chemical toilet).
Selain metode
pembuangan kotoran manusia, ada juga beberapa teknik dalam pembuangan tinja,
diantaranya yaitu:
Ø Sistem Cubluk (Pit
Privy)
Jamban Cubluk adalah jamban yang tempat
penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan
jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke dalam galian tanah atau
sumur yang tidak terlalu dalam karena
akan mengotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri,1994).
Cubluk adalah lubang/sumuran yang dibuat
dengan menggali tanah dengan dinding yang merembes air.Jadi cubluk merupakan
suatu lubang yang digunakan untuk menampung air limbah manusia dari jamban,
berfungsi sebagai tempat pengendapan tinja dan juga media peresapan dari cairan
yang masuk.
Jika tersedia lahan yang cukup maka
dapat dibangun dua buah lubang (cubluk kembar).Bila satu lubang penuh harus
ditutup dan dibiarkan selama paling sedikit 1 (satu) tahun agar lumpur kering
untuk selanjutnya dapat dipakai untuk kesuburan tanah (pupuk organik).Namun
demikian tempat untuk cubluk tersebut harus disediakan dan jangan digunakan
untuk bangunan permanen.Cubluk relatif lebih murah, lebih mudah dibangun dan
dipelihara sendiri apabila dibandingkan dengan tangki septik.
Ø Sistem Tangki septic (leher angsa)
Sistem
ini sesuai untuk daerah yang mudah dalam pengadaan air bersih.Kontruksinya
cukup sederhana dan kuat.Hanya membutuhkan sistem Leher Angsa dan Tangki Septik
untuk menampung kotorannya.Biasanya ditempatkan di dalam rumah atau luar rumah
dan menggunakan sistem leher angsa untuk menghindari bau dan serangga.Tinja
disentor atau disiram air dengan gayung.
Ø Jamban Cemplung
Jamban cemplung sering dijumpai pada
daerah pedesaan contohnya di jawa,tetapi sering dijumpai jamban cemplung yang
kurang sempurna,misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup.sehingga serangga
mudah masuk dan bau tidak bisa dihindari,serta karena tidak ada rumah
jamban,bila musim hujan maka jamban itu akan penuh dengan air. jamban cemplung
tidak boleh terlalu dalam karna bisa mengotori air tanah dibawahnya.dalamnya
ventilasi (vip latrine) berkisar antara 1,5-3 meter saja,sesui dengan daerah
pedesaan maka rumah jamban tersebut dapat dibuat dari bambo,dinding bamboo,atap
daun kelapa atu daun padi,jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15
meter.
Ø Jamban Empang(Overhung
Latrine)
Jamban ini dibangun diatas empang
ikan,didalam system jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling) yakni
tinja dapat langsung dimakan ikan,ikan dimakan orang,dan selanjutnya orang
mengeluarkan tinja yang dimakan,demikian seterusnya. Jamban ini empang ini
mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja,
juga dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).
Jamban empang adalah jamban yang
dibangun diatas empang,sungai atau rawa,jamban model ini ada yang kotorannya
tersebar begitu saja,yang biasa dipakai untuk makanan ikan.kerugian dari jamban
empang adalah tinja akan mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang
terdapat didalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air yang dapat
menimbulkan wabah.
D.
Cara
Pengelolaan Tinja
Masalah
penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah
satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan
prioritas.Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam
pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang
biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan.
Tempat
jamban dapat dipilih yang baik, sehingga bau dari jamban tidak tercium. Secara tersendiri dan ditempatkan di luar
atau di dalam rumah dan berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5 keluarga,
atau untuk melayani orang-orang di tempat-tempat umum (terminal, bioskop, dan sebagainya).
Pembuangan
tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan
masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare,
typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.Jamban
keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau
kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau
WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Tidak
memncemari sumber air minum
2. Tidak berbau
tinja dan tidak bebas dijamah oleh
serangga maupun tikus.
3.
Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya
itu lantai sedikitnya berukuran 1x1 meter dan dibuat cukup landai, miring
kearah lobang jongkok.
4. Mudah
dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5. Dilengkapi
dengan dinding dan penutup
6. Cukup
penerangan dan sirkulasi udara.
7. Luas ruangan
yang cukup
8. Tersedia air
dan alat pembersih.
Pemanfaatan
jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan
masyarakat.Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja
ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.Penggunaan
jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang
cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak
tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan
dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu
ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda
lain.
Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam menentukan jarak jamban dan sumber air bersih
adalah sebagai berikut :
ú Kondisi
daerah, datar atau miring
ú Tinggi
rendahnya permukaan air
ú Arah
aliran air tanah
ú Sifat,
macam dan struktur tanah
Untuk
mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya
pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu
jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
û Tidak
mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
û Tidak
mengotori air permukaan di sekitarnya
û Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
û Tidak
dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang
û Tidak
menimbulkan bau
û Mudah
digunakan dan dipelihara (maintenance)
û Sederhana
desainnya
û Murah
û Dapat
diterima oleh pemakainya.
E.
Manfaat
Kotoran Manusia
1. Pemanfaatan kotoran
manusia sebagai pupuk tanaman
Kotoran manusia bukanlah limbah tak
berguna. Kotoran manusia dapat menjadi peran penting dalam mengamankan ketahanan
pangan masa depan, misalnya membantu mencegah menurunnya hasil panen tanaman
pangan, seperti gandum, yang sangat membutuhkan pupuk fosfor. Diperkirakan
hanya 10 persen dari 3 juta ton fosfor yang dikeluarkan oleh populasi manusia
di dunia setiap tahun yang kembali ke tanah pertanian. (Asosiasi
Pertanahan,badan sertifikasi organik terbesar di Inggris). Suplai fosfor yang
cukup sangat penting bagi pembentukan biji, perkembangan akar, dan pematangan
tanaman.
2. Pemanfaatan kotoran
manusia menjadi biogas
Biogas adalah suatu campuran gas-gas
yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam
keadaan tanpa oksigen atau anaerobik (Sahidu, 1983). Menurut Polprasert (1985),
kandungan biogas tergantung dari beberapa faktor seperti komposisi limbah yang
dipakai sebagai bahan baku, beban organik dari digester, dan waktu serta
temperatur dari penguraian secara anaerobik. Kandungan bahan organik di dalam
limbah pertanian cukup besar, apabila tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan estetika.
Tinja yang berasal dari sisa metabolisme
tubuh manusia harus dikeluarkan agar tidak meracuni tubuh.Keluaran berupa feses
bersama urin biasanya dibuang ke dalam tangki septik.Lumpur tinja yang telah
memenuhi tangki septik dapat dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja.Komposisi dan volume lumpur tangki septik tergantung dari faktor diet,
iklim dan kesehatan manusia.
3. Pemanfaatan
Pengolahan Jamban Pupuk
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus
cemplung, hanya lebih dangkal galiannya.Disamping itu jamban ini juga untuk
membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai
berikut :
o Mula-mula
membuat jamban cemplung biasa
o Dilapisan
bawah sendiri, ditaruh sampah daun-daunan
o Diatasnya
ditaruh kotoran dan kotoran biinatang (kalau ada) tiap-tiap hari
o Setelah
kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun sampah, selanjutnya ditaruh
kotoran lagi
o Demikian
seterusnya sampai penuh
o Setelah
penuh ditimbun tanah dan membuatt jamban baru
o Lebih
kurang 6 bulan kemudian dipergunakkan pupuk tanaman
F.
Pengolahan
Tinjadi IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo
Padang
Pengolahan
IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang, bertujuan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan, menghindari pencemaran sumber daya air,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dimana IPLT ini melakukan pengolahan
tinja dirumah-rumah masyarakat, dengan cara membongkar siptik tank apabila
volume yang terdapat didalamnya sudah mencapai batas. Kotoran manusia yang
diambil, lalu dibawa ke tempat IPLT dengan truk yang disediakan IPLT.Setiap
pengambilan atau pembongkaran septik tank tersebut, dari satu rumah masyarakat,
IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang,
mengenakan tarif yang telah disepakati oleh pemerintah.
Dalam pengolahannya, IPLT Kota
Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang, mempunyai
beberapa unit dalam pengolahan tersebut. Unit-unit tersebut yaitu:
1) Bak
Penerima Lumpur Tinja
Bak penerima lumpur
tinja merupakan bak yang menerima langsung lumpur tinja dari truk tinja
tersebut, yang mana truk tersebut berisi tinja dari rumah masyarakat yang di
ambil dari sptik tank rumah masyarakat tersebut. Di dalam bak ini, lumpur
terjadi proses pemerataan lumpur tinja, yang mana selanjutnya akan dialirkan ke
Imhoff Tank. Bak penerima lumpur tinja yang ada di IPLT di Kelurahan Kurao
Pagang, Kec. Nanggalo Padang.
2) Imhoff
Tank
Imhoff Tank merupakan
bak yang didalamnya terjadi pemisahan lumpur tinja dengan limbah tinja. Dimana
lumpur tinja masuk ke bak pengering lumpur, setelah itu limbah tinja masuk ke kolam an-aerobik. Bak
Imhoff Tank terdiri dari satu unit.
3) Kolam
An-aerobik
Di dalam kolam ini,
terjadi proses an-aerobik, yaitu limbah diolah tanpa adanya oksigen, sehingga
timbul lapisan kerak buih di permukaan kolam tersebut.
Fungi lapisan kerak putih itu:
·
Menahan panas di dalam
kolam agar tidak menguap
·
Menahan sinar matahari
agar tidak masuk atau menembus ke dalam kolam
Kolam
an-aerobik ini terdiri dari empat unit kolam.
4) Kolam
Fakultatif
Di dalam kolam
fakultatif, terjadi proses an-aerob dan aerob. Dimana pada permukaan
kolamtersebut terjadi proses aerob yaitu adanya proses fotosintesis. Pada dasar
kolam terjadi proses an-aerob.Kolam fakultatif ini terdiri dari tiga unit
kolam.
5) Kolam
Maturasi
Pada kolam ini, terjadi
proses aerob, yaitu terjadi proses fotosintesis dan juga terjadi penurunan
bakteri pathogen.Kolam Maturasi terdiri dari dua unit kolam.
6) Bak
Pengering Lumpur
Merupakan
unit pengolahan terakhir, pada unit lumpur dikeringkan dengan menggunakan media
seperti pasir, kerikil, koral, dan ijuk. Secara priodik lumpur akan dikeluarkan
dan dikeringkan sehinggga bisa digunakan bisa untuk pupuk tanaman.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menjaga kesehatan lingkungan sangat
penting salah satunya tinja yang ada di sekeliling kita.Untuk mencegahnya,
sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, dengan memenuhi
syarat-syarat jamban yang sehat.
Tinja adalah bahan buangan yang
dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan
makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus).Manfaat
pengelolaan tinja manusia yaitu dapat memotong jalur transmisi pada sumbernya
serta dari segi estetika pemandangan, dan penciuman yang kurang sedap.
IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan
Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang terdiri dari 6 unit bentuk pengolahan yang
mana terdiri dari: Bak penerima lumpur, Imhoff tank, Kolam an-aerobik, Kolam
Fakultatif, Kolam Maturasi, dan Bak pengring lumpur.
B.
Saran
Adapun saran dari penulis agar selalu
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk untuk selalu menggunakan jamban
yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya.Selain itu diperlukan
juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai sanitasi
lingkungan.
Yang jadi permasalahan adalah usaha untuk menghilangkan rasa jijik yang sangat-sangat sulit.
BalasHapusmantap kk,mksih, akhirnya sya paham...
BalasHapussayang seklai daftar pustakanya tidak di cantumkan
BalasHapus