Jumat, 13 Maret 2015

PENGOLAHAN TINJA



LAPORAN PAKTIKUM
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGOLAHAN TINJA DI KELURAHAN KURAO PAGANG, KEC. NAGGALO PADANG
WELLA AULIA
141210722
DOSEN PEMBIMBING:
1.     Mahaza, SKM, MKM
2.     Darwel, SKM, M.Epid

INSTRUKTUR:
1. Afridon, ST
2. Ikhsan Surya, SST

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN
2014

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagioleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.Zat-zat yang harusdikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), danCO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.
Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban,masih jauh dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM).Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat.Dilihat darisegi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusiamerupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengancepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Oleh karena itu,  kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.Penyebaran penyakit yang bersumber pada feces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
Pembuangan kotoran manusia berupa tinja, di Kota Padang sudah terdapat Instalansi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) tersebut yang mana salah satunya terdapat di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang. Dimana Instalansi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) mempunyai tujuan diantaranya  yaitu: meningkatkan kualitas lingkungan, menghindari pencemaran sumber daya air, meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan adanya IPLT ini, dapat meningkatkan kesehatan masyarakat serta masyarakat bisa jauh dari berbagai macam penyakit yang di timbulkan oleh tinja.

B.     Tujuan
1)      Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengolahan Tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)


2)      Tujuan Khusus
·         Untuk mengetahui karasteristik pembuangan tinja
·         Untuk mengetahui metode pembuangan tinja
·         Untuk mengetahui cara pengelolaan tinja di IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang
·         Untuk mengetahui apa saja manfaat tinja


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kotoran Manusia
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus). Proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap dua hari hingga beberapa kali dalam sehari.Pengerasan tinja dapat menyebabkan meningkatnya waktu antara pengeluarannya dan disebut dengan konstipasi.
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya. (Soeparman, 2002:11)
Ekskreta manusia (human excreta) yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. (Chandra, 2007:124)
Jamban Tidak Sehat Dalam ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan. (Azwar, 1995)

B.     Karasteristik Pembuangan Tinja
Menurut Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat-zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya.

Pada setiap gram tinja mengandung berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan/ tidak menyebabkan penyakit.Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (Enteric Orintestinal Disesases).Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun cacing-cacing parasit.Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci (Enterococci) yang sering terdapat di saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram. (Soeparman, 2002)

C.    Metode Pembuangan Tinja
Ada beberapa macam metode dalam pembuangan kotoran manusi atau tinja antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sistem jamban atau kakus (pridy methods)
Sistem jamaban atau kakus (pridy methods) adalah pembuangan tinja dengan metode jamban,yang dikelompokan dalam 3 kategori yaitu:
a.       Metode jamban dengan tipe utama atau tipe yang paling dianjurkan karena apabila dikerjakan secara semestinya hampir memenuhi semua persyaratan sanitasi yang ada,yamg termasuk dalam kategori adalah jamban-jamban yang disebut dengan istilah kakus lubang/kakus cemplung(pit privy),kakus air(aqua privy),dan kakus leher angsa(water seallatrine).
b.      Metode jamban dengan tipe yang kurang baik atau kurang diinginkan karena tidak dapat dijamin akan terpenuhinya persyaratan sanitasi yang ada dan masih mengundang resiko yang cukup besar untuk terjadinya penularan Feacal Borne Disease, yang termasuk ketegori ini adalah jamban-jamban yang disebut dengan istilah kakus bor(bored hole latrine),kakus keranjang(bucket latrine),kakus parit(trench latrine) dan kakus badan air(overhung latrine).
c.       Metode jamban dengan tipe yang baik diterapakan pada situasi-situasi khusus misalanya pada sarana transportasi, seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet paper), yang termasuk kategori ini adalah jamban-jamban yang disebut jamban kompos(compost privy),dan jamban kimia(chemical toilet).
Selain metode pembuangan kotoran manusia, ada juga beberapa teknik dalam pembuangan tinja, diantaranya yaitu:
Ø  Sistem Cubluk (Pit Privy)
Jamban Cubluk adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke dalam galian tanah atau sumur yang  tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri,1994).
Cubluk adalah lubang/sumuran yang dibuat dengan menggali tanah dengan dinding yang merembes air.Jadi cubluk merupakan suatu lubang yang digunakan untuk menampung air limbah manusia dari jamban, berfungsi sebagai tempat pengendapan tinja dan juga media peresapan dari cairan yang masuk.
Jika tersedia lahan yang cukup maka dapat dibangun dua buah lubang (cubluk kembar).Bila satu lubang penuh harus ditutup dan dibiarkan selama paling sedikit 1 (satu) tahun agar lumpur kering untuk selanjutnya dapat dipakai untuk kesuburan tanah (pupuk organik).Namun demikian tempat untuk cubluk tersebut harus disediakan dan jangan digunakan untuk bangunan permanen.Cubluk relatif lebih murah, lebih mudah dibangun dan dipelihara sendiri apabila dibandingkan dengan tangki septik.
Ø  Sistem  Tangki septic (leher angsa)
Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah dalam pengadaan air bersih.Kontruksinya cukup sederhana dan kuat.Hanya membutuhkan sistem Leher Angsa dan Tangki Septik untuk menampung kotorannya.Biasanya ditempatkan di dalam rumah atau luar rumah dan menggunakan sistem leher angsa untuk menghindari bau dan serangga.Tinja disentor atau disiram air dengan gayung.
Ø  Jamban Cemplung
Jamban cemplung sering dijumpai pada daerah pedesaan contohnya di jawa,tetapi sering dijumpai jamban cemplung yang kurang sempurna,misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup.sehingga serangga mudah masuk dan bau tidak bisa dihindari,serta karena tidak ada rumah jamban,bila musim hujan maka jamban itu akan penuh dengan air. jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam karna bisa mengotori air tanah dibawahnya.dalamnya ventilasi (vip latrine) berkisar antara 1,5-3 meter saja,sesui dengan daerah pedesaan maka rumah jamban tersebut dapat dibuat dari bambo,dinding bamboo,atap daun kelapa atu daun padi,jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.
Ø  Jamban Empang(Overhung Latrine)
Jamban ini dibangun diatas empang ikan,didalam system jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling) yakni tinja dapat langsung dimakan ikan,ikan dimakan orang,dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan,demikian seterusnya. Jamban ini empang ini mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).
Jamban empang adalah jamban yang dibangun diatas empang,sungai atau rawa,jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja,yang biasa dipakai untuk makanan ikan.kerugian dari jamban empang adalah tinja akan mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang terdapat didalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air yang dapat menimbulkan wabah.

D.    Cara Pengelolaan Tinja
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Tempat jamban dapat dipilih yang baik, sehingga bau dari jamban tidak tercium.  Secara tersendiri dan ditempatkan di luar atau di dalam rumah dan berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5 keluarga, atau untuk melayani orang-orang di tempat-tempat umum (terminal, bioskop, dan sebagainya).
Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan  satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Tidak memncemari sumber air minum
2. Tidak berbau tinja dan tidak bebas  dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1x1 meter dan dibuat cukup landai, miring kearah lobang jongkok.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5. Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
7. Luas ruangan yang cukup
8. Tersedia air dan alat pembersih.
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat.Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jarak jamban dan sumber air bersih adalah sebagai berikut :
ú  Kondisi daerah, datar atau miring
ú  Tinggi rendahnya permukaan air
ú  Arah aliran air tanah
ú  Sifat, macam dan struktur tanah
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
û  Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
û  Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
û   Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
û  Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang
û  Tidak menimbulkan bau
û  Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance)
û  Sederhana desainnya
û  Murah
û  Dapat diterima oleh pemakainya.

E.     Manfaat Kotoran Manusia
1. Pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk tanaman
Kotoran manusia bukanlah limbah tak berguna. Kotoran manusia dapat menjadi  peran penting dalam mengamankan ketahanan pangan masa depan, misalnya membantu mencegah menurunnya hasil panen tanaman pangan, seperti gandum, yang sangat membutuhkan pupuk fosfor. Diperkirakan hanya 10 persen dari 3 juta ton fosfor yang dikeluarkan oleh populasi manusia di dunia setiap tahun yang kembali ke tanah pertanian. (Asosiasi Pertanahan,badan sertifikasi organik terbesar di Inggris). Suplai fosfor yang cukup sangat penting bagi pembentukan biji, perkembangan akar, dan pematangan tanaman.
2. Pemanfaatan kotoran manusia menjadi biogas
Biogas adalah suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen atau anaerobik (Sahidu, 1983). Menurut Polprasert (1985), kandungan biogas tergantung dari beberapa faktor seperti komposisi limbah yang dipakai sebagai bahan baku, beban organik dari digester, dan waktu serta temperatur dari penguraian secara anaerobik. Kandungan bahan organik di dalam limbah pertanian cukup besar, apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan estetika.
Tinja yang berasal dari sisa metabolisme tubuh manusia harus dikeluarkan agar tidak meracuni tubuh.Keluaran berupa feses bersama urin biasanya dibuang ke dalam tangki septik.Lumpur tinja yang telah memenuhi tangki septik dapat dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja.Komposisi dan volume lumpur tangki septik tergantung dari faktor diet, iklim dan kesehatan manusia.
3. Pemanfaatan Pengolahan  Jamban Pupuk
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya.Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
o   Mula-mula membuat jamban cemplung biasa
o   Dilapisan bawah sendiri, ditaruh sampah daun-daunan
o   Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran biinatang (kalau ada) tiap-tiap hari
o   Setelah kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun sampah, selanjutnya ditaruh kotoran lagi
o   Demikian seterusnya sampai penuh
o   Setelah penuh ditimbun tanah dan membuatt jamban baru
o   Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakkan pupuk tanaman

F.     Pengolahan Tinjadi IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang
Pengolahan IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang, bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, menghindari pencemaran sumber daya air, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dimana IPLT ini melakukan pengolahan tinja dirumah-rumah masyarakat, dengan cara membongkar siptik tank apabila volume yang terdapat didalamnya sudah mencapai batas. Kotoran manusia yang diambil, lalu dibawa ke tempat IPLT dengan truk yang disediakan IPLT.Setiap pengambilan atau pembongkaran septik tank tersebut, dari satu rumah masyarakat, IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang, mengenakan tarif yang telah disepakati oleh pemerintah.
            Dalam pengolahannya, IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang, mempunyai beberapa unit dalam pengolahan tersebut. Unit-unit tersebut yaitu:
1)      Bak Penerima Lumpur Tinja
Bak penerima lumpur tinja merupakan bak yang menerima langsung lumpur tinja dari truk tinja tersebut, yang mana truk tersebut berisi tinja dari rumah masyarakat yang di ambil dari sptik tank rumah masyarakat tersebut. Di dalam bak ini, lumpur terjadi proses pemerataan lumpur tinja, yang mana selanjutnya akan dialirkan ke Imhoff Tank. Bak penerima lumpur tinja yang ada di IPLT di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang.
2)      Imhoff Tank
Imhoff Tank merupakan bak yang didalamnya terjadi pemisahan lumpur tinja dengan limbah tinja. Dimana lumpur tinja masuk ke bak pengering lumpur, setelah itu  limbah tinja masuk ke kolam an-aerobik. Bak Imhoff Tank terdiri dari satu unit.
3)      Kolam An-aerobik
Di dalam kolam ini, terjadi proses an-aerobik, yaitu limbah diolah tanpa adanya oksigen, sehingga timbul lapisan kerak buih di permukaan kolam tersebut.
            Fungi lapisan kerak putih itu:
·         Menahan panas di dalam kolam agar tidak menguap
·         Menahan sinar matahari agar tidak masuk atau menembus ke dalam kolam
Kolam an-aerobik ini terdiri dari empat unit kolam.
4)      Kolam Fakultatif
Di dalam kolam fakultatif, terjadi proses an-aerob dan aerob. Dimana pada permukaan kolamtersebut terjadi proses aerob yaitu adanya proses fotosintesis. Pada dasar kolam terjadi proses an-aerob.Kolam fakultatif ini terdiri dari tiga unit kolam.
5)      Kolam Maturasi
Pada kolam ini, terjadi proses aerob, yaitu terjadi proses fotosintesis dan juga terjadi penurunan bakteri pathogen.Kolam Maturasi terdiri dari dua unit kolam.
6)      Bak Pengering Lumpur
Merupakan unit pengolahan terakhir, pada unit lumpur dikeringkan dengan menggunakan media seperti pasir, kerikil, koral, dan ijuk. Secara priodik lumpur akan dikeluarkan dan dikeringkan sehinggga bisa digunakan bisa untuk pupuk tanaman.

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menjaga kesehatan lingkungan sangat penting salah satunya tinja yang ada di sekeliling kita.Untuk mencegahnya, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, dengan memenuhi syarat-syarat jamban yang sehat.
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus).Manfaat pengelolaan tinja manusia yaitu dapat memotong jalur transmisi pada sumbernya serta dari segi estetika pemandangan, dan penciuman yang kurang sedap.
IPLT Kota Padang, khususnya di Kelurahan Kurao Pagang, Kec. Nanggalo Padang terdiri dari 6 unit bentuk pengolahan yang mana terdiri dari: Bak penerima lumpur, Imhoff tank, Kolam an-aerobik, Kolam Fakultatif, Kolam Maturasi, dan Bak pengring lumpur.

B.     Saran
Adapun saran dari penulis agar selalu menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk untuk selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya.Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai sanitasi lingkungan.
 

3 komentar:

  1. Yang jadi permasalahan adalah usaha untuk menghilangkan rasa jijik yang sangat-sangat sulit.

    BalasHapus
  2. mantap kk,mksih, akhirnya sya paham...

    BalasHapus
  3. sayang seklai daftar pustakanya tidak di cantumkan

    BalasHapus